News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Abu Bakar Baasyir Bebas

Bebasnya Abu Bakar Ba'asyir Membuat Cemas Korban Bom Bali Meski Mengaku Sudah Memaafkan

Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan Abu Bakar Baasyir di Ponpes Al Mukmin Ngruki Sukoharjo, setelah bebas dari masa pidana 15 tahun penjara di Rutan Gunung Sindur Bogor, Jumat (8/1/2021).

"Sudah dilakukan pemeriksaan rapid test antigen, dan hasilnya negatif," ujarnya.

Baca juga: Perjalanan Lengkap Kasus Abu Bakar Baasyir Mulai Dari Penangkapan, PK Ditolak, Hingga Bebas Murni

Dimaafkan

Terpisah, Theolina Marpaung, Sekretaris Paguyuban Korban Bom Bali, mengaku risau dengan pembebasan Abubakar Ba'asyir.

"Sebagai masyarakat saya sedikit was-was dengan keluarnya beliau karena apa yang dia lakukan sebelumnya. Rasa was-was itu juga tidak bisa saya pendam terus. Saya bawa juga dalam doa, semoga beliau menjadi lebih baik lagi," kata Theolina.

Secara pribadi, Theolina menegaskan dirinya akan berupaya memaafkan Ba'asyir, walau mengalami sakit akibat insiden Bom Bali.

"Saya sendiri sudah berjanji dalam iman saya sejak 2002. Waktu itu kedua mata saya sakit sekali, begitu juga wajah saya. Saya sudah memakai pain killer, tetapi tidak sembuh-sembuh. Saya kemudian berdoa kepada Tuhan agar supaya sakitnya diambil. Saya bernadzar kalau Tuhan mencabut rasa sakit ini, saya akan lakukan apapun yang Tuhan perintahkan."

"Jadi, walaupun bagi orang lain sulit memaafkan, saya akan berusaha (memaafkan) karena saya sudah berjanji," paparnya.

Theolina berharap agar Ba'asyir dan semua pelaku Bom Bali yang sudah keluar dari penjara agar tetap diawasi.

Hal senada diutarakan Garil Arnandha, yang ayahnya meninggal dunia akibat ledakan Bom Bali pada 2002.

"Saya berharap pemerintah harus benar-benar mengawasi dengan penuh segala kegiatan beliau agar menjaga keamanan negara," ujarnya.

Dia sejatinya tidak setuju Ba'asyir dibebaskan karena menurutnya, yang bersangkutan "masih sangat berbahaya dan berpotensi akan menghidupkan terorisme di Indonesia".

"Bahkan semenjak dipenjara pun dia menolak mengikuti progam deradikalisasi dari pemerintah. Dan pada tahun 2019 ketika akan dibebaskan dengan program pembebasan bersyarat dia menolak karena enggan mendatangani dokumen setia Pancasila dan NKRI," jelasnya.

Walau Ba'asyir disebut-sebut tak lagi memiliki pendukung sebanyak dulu, Garil mewanti-wanti para pendukungnya.

"Adalah manusia yang jika dipengaruhi hal-hal negatif bisa berbuat apa saja," ujarnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini