TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum terbayar kerinduan Arneta dan tiga anaknya pada sang suami, musibah terjadi di pesawat Sriwijaya Air yang membawa mereka menuju Pontianak.
Selain mengajak tiga buah hati, Zurisya Zuar Zai (8), Umbu Kristin Zai (2) dan Faou Nontius Zai (6 bulan), Arneta juga telah membawa sebuah jam tangan dan sepasang sepatu.
Sedianya, benda-benda itu akan ia hadiahkan untuk suaminya, Yaman Zai.
Namun, jam tangan dan sepatu kado dari Arneta tidak pernah sampai ke tangan suami yang dicintainya.
Pesawat yang ditumpangi Arneta beserta ketiga anaknya, jatuh beberapa menit usai lepas landas, Sabtu (9/1/2021).
Baca juga: Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Mulai Kelelahan, PMI Berikan Layanan Kesehatan
Rindu itu belum terpenuhi
Yayu bekerja sebagai asisten rumah tangga di tempat tinggal Arneta, Perumahan Taman Lopang Indah, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Banten.
Menurut Yayu, keluarga itu pergi ke Pontianak untuk berjumpa dengan sang suami sekaligus ayah anak-anak Arneta, Yaman Zai.
Yaman selama ini bekerja di bidang pelayaran di Kalimantan.
Arneta dan anak-anaknya merasa rindu lantaran telah lama tak bertemu.
"Ke sana karena kangen, sudah lama enggak ketemu suami," tutur Yayi.
Arneta, kata Yayu, juga menyiapkan hadiah istimewa untuk sang suami.
"Ibu Arneta itu sudah bawa jam sama sepatu kerja buat suaminya. Bilangnya hadiah," kata dia.
Sayur sop dan wajah pucat Arneta
Yayu masih ingat, sebelum berangkat, Arneta memintanya membuat sayur sop dan makan cukup banyak.
Yayu pun turut mengantar sang majikan hingga ke Bandara.
Saat itu, Arneta tidak mengucapkan kata pamitan padanya.
Namun, menurut Yayu, wajah Arneta terlihat pucat.
Berbeda dengan sang ibu, tiga anak Arneta sempat berpamitan.
"Pas di Bandara itu, Ibu pucat enggak mau pamit. Tapi anaknya yang pertama sama kedua itu melambaikan tangan ke saya, kayak mau pamit gitu," kenang dia.
Berharap ada mukjizat
Yayu baru mengetahui, pesawat yang ditumpangi Areneta mengalami kecelakaan dari suami majikannya.
"Suami Ibu (Arneta) di Pontianak telepon ke keponakannya di sini, katanya kok jam 16.00 sore itu pesawatnya enggak sampai-sampai," kata dia.
Yayu berdoa ada keajaiban menaungi Arneta dan anak-anaknya.
Sebab, bagi Yayu, mereka adalah orang baik.
"Ibu itu orang baik, anaknya juga baik-baik, nurut sama saya. Saya enggak nyangka kayak gini kejadiannya. Semoga ada mukjizat," ungkap Yayu penuh harap.
Sang suami menanti, istri dan anak tak kunjung tiba
Pada hari yang sama saat pesawat Arneta hilang kontak, sang suami Yaman Zai rupanya telah lama menanti.
Di Bandara Internasional Supadio Pontianak, hati Yaman Zai merasa tak tenang.
Sebab, istri dan tiga anak yang ia nantikan tak kunjung tiba.
"Tadi terakhir kontak saya setengah dua siang tadi, mereka sudah di bandara (Soekarno Hatta) makanya saya tunggu-tunggu, paling kan satu jam sudah sampai, tapi ditunggu tidak datang, ditelepon tidah aktif," kata dia melansir Tribun Pontianak.
Tangis Yaman pecah, ketika mengetahui musibah tersebut.
"Istri saya lalu tiga anak saya jadi penumpang. Saya bekerja setahun lebih di sini, mereka mau ke sini mau liburan," tuturnya pilu.
Dalam kepasrahan, Yaman sangat berharap istri dan anak-anaknya segera ditemukan.
Sumber: Kompas.com/Tribun Pontianak