Sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba itu bahkan mungkin bisa saja tidak disadari oleh pilot.
"Bisa melihat dari flight radar secara kasar ya, kurang dari 1 menit udah nyebur ke laut, pasti ada sesuatu yang tiba-tiba."
"Sehingga, pilot pun tidak sadar apa yang terjadi," tutur Budhi.
Baca juga: KNKT Keringkan Memori FDR Sriwijaya Air SJ-182 Pakai Oven Khusus Selama 8 Jam
Baca juga: Jarinya Jadi Petunjuk Identitas Indah Halimah Sebagai Penumpang SJ 182, Bayinya Belum Ditemukan
Budhi mengatakan biasanya jika pilot sadar adanya kerusakan pada pesawat, sang pilot akan memberikan peringatan kepada penumpang.
Serta, akan mengirimkan sinyal SOS atau Emergency Location Transmitter (ELT).
"Biasanya, pilot kalau sadar ada kerusakan, di cockpit dia akan langsung bilang, hati-hati penumpang, kita siap-siap untuk menyebur ke laut, pendaratan darurat."
"Dia (Pilot) akan mengirimkan sinyal SOS," jelas mantan Menhub di era Presiden Gus Dur ini.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ini memang tidak mengirim sinyal marabahaya saat hilang kontak.
Budhi menyampaikan pasti ada satu hal yang membuat sang pilot sampai tidak bisa memberikan sinyal ELT itu.
"Ini pilot tidak sempat sama sekali, kejadiannya begitu cepat,"
"Pasti ada sesuatu, dugaannya bisa cuaca atau bisa yang lainnya," ujarnya.
Budi meminta publik untuk tetap menunggu penjelasan resmi KNKT setelah nantinya dilakukan investigasi terhadap black box yang saat ini telah ditemukan.
"Dalam kondisi seperti ini, kita masih perlu konfirmasi kan black box sudah ketemu, ke arah mana semua investigasi ini," pungkas Budhi.
Baca juga: KNKT: Pesawat Sriwijaya SJ 182 Tak Meledak Sebelum Jatuh Membentur Air
Terpisah, KNKT membutuhkan waktu dua sampai lima hari untuk mengetahui apakah data dari Flight Data Recorder (FDR) pada black box Sriwijaya Air tersebut bisa diunduh atau tidak.