Soerjanto mengatakan, tercatat pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki.
Terekamnya data sampai dengan 250 kaki mengindikasikan sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data.
"Dari data ini kami menduga, mesin dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," katanya.
Data lapangan lain yang didapat KNKT dan KRI Rigel adalah sebaran wreckage memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter.
"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," ujar Soerjanto.
Baca juga: Kata Mantan Investigator KNKT soal Seringnya Terjadi Kecelakaan Pesawat di Awal Tahun
Temuan bagian pesawat yang telah dikumpulkan oleh Basarnas, salah satunya adalah bagian mesin, yaitu turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.
"Kerusakan pada fan blade menunjukan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan."
"Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki," tambah Soerjanto.
3 jenazah berhasil diidentifikasi
Tiga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berhasil diidentifikasi pada Selasa (12/1/2021).
Artinya, pihak kepolisian telah berhasil mengidentifikasi empat korban.
Hal itu disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karopenmas Divhumas) Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (12/1/2021).
"Pada hari ini juga, tim melaksanakan rekonsiliasi dan pada hari ini dapat mengidentifikasi tiga orang," kata Rusdi Hartono, dikutip dari tayangan Kompas TV.
Baca juga: Jenazah Kopilot Sriwijaya Air Fadli Satrianto Berhasil Diidentifikasi
Rusdi merinci, ketiga orang tersebut atas nama Fadli Satrianto, Khasanah, dan Ashabul Yamin.