TRIBUNNEWS.COM - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menanggapi terpilihnya Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri.
Nama Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal kapolri yang dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah diserahkan kepada DPR pada Rabu (13/1/2021).
Ia dipilih oleh Jokowi untuk menggantikan Kapolri Jenderal Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun pada 1 Februari 2021.
Sementara, masa pensiun Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo ini masih cukup panjang hingga 2027 mendatang.
Baca juga: Kontras Soroti Kedekatan Listyo dengan Jokowi, Berharap Tak Ada Konflik Kepentingan di Masa Datang
Neta berpandangan, pemilihan Listyo dengan masa aktif yang masih panjang ini memilki alasan tersendiri.
Seperti menunjukkan Jokowi ingin dikawal oleh Listyo selama sisa periode kepemimpinannya sebagai presiden.
"Sepertinya Jokowi lebih memercayai pengamanannya kepada orang kepercayaannya yang pernah menjadi ajudannya saat pertama kali menjadi presiden."
"Hal itu tidak masalah. Sebab mengangkat kapolri adalah hak prerogatif presiden," ungkap Neta pada Rabu (13/1/2021), dikutip dari Kompas.com.
Neta menilai, dipilihnya Listyo Sigit Prabowo sebagai calon kapolri mirip dengan penunjukan Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian beberapa tahun lalu.
Sebab, keduanya sama-sama terpilih saat masa pensiunnya masih panjang.
"Saat itu Tito adalah kader muda Polri yang masa pensiunnya masih panjang, sekitar enam tahun lagi."'
"Sama halnya dengan Sigit yang baru pensiun di tahun 2027," kata Neta.
Baca juga: Rekam Jejak Calon Tunggal Kapolri Listyo Sigit: Pernah Menangani Kasus Bom Bunuh Diri di Solo 2011
Selain itu, Neta juga melihat peluang para anggota polisi yang masih muda atau junior untuk menduduki posisi strategis semakin terbuka.
Artinya, terbuka potensi bagi para junior untuk melompati seniornya dalam mengisi posisi strategis tersebut.