News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PANDI dan Pegiat Bahasa Sunda Rayakan Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional Lewat Virtual

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah komunitas dan lembaga pegiat bahasa Sunda akan menyelenggarakan berbagai acara untuk menyambut Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII), 21 Februari 2021

"Sayangnya, jumlah tersebut tidak berbanding lurus dengan perhatian masyarakat terhadap bahasanya sendiri.

Malah cenderung menurun, terutama dalam pemahaman nilai-nilai budaya yang ditulis menggunakan bahasa Sunda," ujarnya.

Apalagi setelah orang Sunda terlibat dalam masyarakat digital. Upaya pemeliharaan bahasa Sunda berbasis konvensional mulai tergerus. Buku-buku tidak lagi laku, media cetak banyak yang bertumbangan.

"Namun, pilihan pengembangan media baru pun masih banyak kendala. Selain persoalan teknis dalam pemahaman bahasa dan teknologi, bahasa Sunda masih dipandang belum memiliki nilai jual, misalnya untuk jurnalisme online dan konten lainnya di internet,” ungkapnya.

Pengarang sastra Sunda, Dadan Sutisna, yang juga tergabung dalam kelompok “Singrancagé”, mengatakan bahwa pengembangan bahasa Sunda di era digital harus melalui gerakan yang inovatif, kreatif, terintegrasi, dan dikerjakan secara bersama-sama.

Baca juga: Kepribadian Kate Middleton dan Meghan Markle Dilihat Foto, Ahli Bahasa Tubuh: Ada Perbedaan Mencolok

Karena itu, selain alasan pandemi yang belum memperbolehkan kerumunan besar, penyelenggaran acara Hari Bahasa Ibu Internasional secara virtual bisa memacu penggunaan bahasa Sunda pada perangkat-perangkat digital.

"Di tahun 2008—2012, Unpad bekerja sama dengan PP-SS mengadakan lomba mengisi teka-teki silang menggunakan komputer. Acara ini terakhir diadakan pada 21 Februari 2020 oleh Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda (PDP-BS) Unpad. Menurut saya, banyak acara lainnya yang bisa dilakukan secara digital,” ungkap Dadan.

Ketua PP-SS, Cecep Burdansyah, mengatakan bahwa pemanfaatan media digital untuk pelestarian bahasa ibu merupakan keniscayaan.

“Karena itu, PP-SS mencoba mengadakan lomba filmisasi sastra Sunda. Selain untuk memperkenalkan karya sastra Sunda kepada masyarakat, juga untuk membangun kréativitas anak-anak muda dengan ekranisasi karya sastra Sunda,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Yayasan Kebudayaan Rancagé, Titi Surti Nastiti. Menurutnya, pengembangan bahasa ibu harus terus dilakukan, apalagi jika dikaitkan dengan Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional.

“Selama 33 tahun sejak 1989, kami menyelenggarakan Hadiah Sastra Rancagé untuk bahasa-bahasa daerah di Indonesia, antara lain Sunda, Jawa, Bali, Madura, Batak, Lampung, Banjar, Madura.

Kami mengamati bagaimana literasi dalam bahasa daerah tumbuh dan berkembang. Itu merupakan upaya pemeliharaan bahasa ibu yang nyata."

"Alhamdulillah, di tengah berbagai keterbatasan, Yayasan Kebudayaan Rancagé masih bisa menyelenggarakan acara tersebut secara konsisten setiap tahun,” ungkap Titi yang juga putri mendiang Ajip Rosidi.

Yayasan Kebudayaan Rancagé didirikan oleh budayawan Indonesia, Ajip Rosidi, tokoh paling penting dalam pemeliharan bahasa-bahasa daerah di Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini