TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis informasi peringatan dini cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.
Informasi peringatan dini cuaca ekstrem ini berlaku untuk besok, Sabtu (23/1/2021).
Melalui laman resminya, BMKG memprediksi 4 wilayah berpotensi hujan petir dan angin kencang yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Sabtu, 23 Januari 2021, BMKG: Waspada 23 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Sabtu, 23 Januari 2021: 19 Wilayah Berpotensi Dilanda Hujan Lebat hingga Banjir
Besok akan terjadi bibit siklon tropis 92S terpantau di Samudra Hindia barat Australia dengan kecepatan angin di pusat 35 knot.
Arah gerak angin ke selatan berpotensi tinggi untuk menjadi Siklon Tropis dalam 12-24 jam ke depan.
Bibit siklon tropis 93S terpantau di Samudra Hindia sebelah barat daya Lampung dengan kecepatan angin di pusat 40 knot
Kemudian arah gerak ke selatan-barat daya yang memiliki potensi tinggi untuk menjadi Siklon Tropis dalam 12-24 jam ke depan.
Sirkulasi siklonik juga terpantau di perairan utara Kalimantan.
Selain itu daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya terpantau memanjang di Laut Timor, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Laut Arafuru bagian Timur.
Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah:
- Aceh
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Papua
Wilayah yang berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah :
- Riau
- DKI Jakarta
- Kalimantan Selatan
- Gorontalo
Wilayah Perairan Dengan Gelombang Tinggi (2.50 - 4.0 m)
Samudera Pasifik utara Papua Barat
Samudera Hindia selatan Sumba - Sabu
Samudera Hindia selatan Jawa Barat
Laut Natuna Utara
Perairan selatan Anambas
Perairan utara Anambas
Perairan barat Natuna
Perairan utara Natuna
Perairan selatan Natuna - Pulau Midai
Perairan Subi - Serasan
Perairan Singkawang - Sambas
Samudera Hindia barat Mentawai
Samudera Hindia barat Bengkulu
Samudera Hindia selatan Banten
Samudera Hindia barat Lampung
Baca juga: Peringatan Dini Gelombang Tinggi Hari Ini Jumat 22 Januari 2021, BMKG: Waspada Perairan Selatan Jawa
Baca juga: Pasca-Gempa M 7,0 Guncang Sulawesi Utara, BMKG Beri Penjelasan
Potensi hujan lebat disertai petir berpeluang terjadi di :
Perairan Riau
Selat Sunda
Perairan utara Banten hingga Teluk Jakarta
Perairan selatan Jawa Tengah
Perairan Kupang
Perairan Kep. Wakatobi
Pusat Tekanan Rendah (1005 hPa) terjadi di Samudera Pasifik timur Filipina.
Pola sirkulasi udara terpantau di Perairan utara Papua Barat.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari Tenggara - Barat Daya dengan kecepatan 6 - 20 knot sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari Timur - Tenggara dengan kecepatan 6 - 20 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Karimata, Perairan selatan Kalimantan, Laut Jawa, Selat Makasar bagian selatan dan Perairan selatan Jawa.
Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.
Saran keselamatan pelayaran :
Perahu Nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m)
Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m)
Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m)
Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).
Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diminta agar tetap selalu waspada.
Pembaruan informasi ini disampaikan pada Jumat (22/1/2021) oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)