TRIBUNNEWS.COM - Jurnalis atau para pencari berita diusulkan dalam skala priotitas menjadi penerima vaksin Covid-19.
Usulan tersebut disampaikan sejumlah tokoh, mulai dari Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), hingga gubernur.
Mereka menganggap para pewarta yang banyak berinteraksi dengan masyarakat akan rawan terpapar virus corona.
Hal itulah yang menjadi dasar pihak-pihak tersebut menginginkan agar wartawan menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19.
Baca juga: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 Gratis di pedulilindungi.id, Siapkan NIK KTP!
Inilah pernyataan para tokoh yang menginginkan jurnalis menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19 dirangkum dari berbagai sumber:
Ketua MPR Bamsoet
Pada Rabu (20/1/2021), Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengunggah foto dalam akun Instagram-nya @bambang.soesatyo.
Unggahan foto tersebut berjudul Vaksin untuk Wartawan.
Keterangan dalam foto bertuliskan keinginannya mendorong Pemerintah agar memprioritaskan wartawan sebagai penerima vaksin Covid-19.
Ini tulisnya:
Vaksin untuk Wartawan
Saya mendorong pemerintah agar wartawan jadi klaster prioritas yang mendapat vaksinasi Covid-19, mengingat peran jurnalistik menuntut mereka bertemu banyak orang, sehingga rentan terpapar Covid-19.
Salam Bamsoet.
Ketua MPR RI.
Baca juga: KPU Siap Dukung Keinginan Menkes Gunakan Data Pemilih untuk Program Vaksinasi Covid-19
Gubernur Jabar Kang Emil
Diberitakan Tribunnews.com, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong agar jurnalis menjadi menerima prioritas vaksin Covid-19.
Ia mengatakan, selain tenaga kesehatan tugas jurnalis termasuk pekerjaan yang rawan tertular virus corona.
"Profesi rawan termasuk media, kategori perlu jadi prioritas karena harus kesana kesini, saat doorstop berdekat-dekatan," ujarnya dalam diskusi virtual Vaksinasi Covid-19 Perubahan Perilaku dan Diseminasi Informasi, Jumat (22/1/2021).
Sebagai relawan dalam uji klinik vaksin Covid-19 dan penerima perdana vaksin Sinovac, ia meminta masyarakat agar terus disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M meski telah diberi disuntik vaksin.
"Vaksinasi bukan satu-satu jalan mengakhiri pandemi Covid-19. Jadi bukan sudah habis disuntik sekali terus bisa langsung berkumpul-kumpul seperti biasa. Tetap 3M," harap pria yang kerap disapa Kang Emil ini.
Baca juga: Namanya Belum Masuk Prioritas Penerima Vaksin Covid-19, Gibran Mengaku Masih Warga Biasa
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Presiden Jokowi telah memberikan mandat bahwa vaksin adalah hak gratis untuk seluruh rakyat serta akan diberikan merata untuk segala macam golongan.
Ia menerangkan, tahapan vaksinasi diawali dengan sasaran 1,4 juta petugas kesehatan yang berlangsung pada Januari - Februari.
Kemudian, kepada pekerja publik sebanyak 17 juta serta lansia sebanyak 25 juta.
Dan dilanjutkan, pada akhir April atau awal Mei diharapkan vaksinasi kepada masyarakat umum.
Gubernur NTB
TribunLombok.com mengabarkan, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengusulkan para wartawan juga diberi suntikan vaksin Covid-19.
Zulkieflimansyah beralasan, para pemburu berita ini banyak berinteraksi dengan masyarakat dan rentan terpapar virus.
”Setelah kita ini wartawan juga perlu diberikan vaksin, karena mereka ini banyak berinteraksi dengan masyarakat,” kata Gubernur NTB Zulkieflimansyah, dalam sesi konferensi pers, usai vaksinasi perdana di kantor Gubernur NTB, Kamis (14/1/2021).
Usulan tersebut disambut tawa para jurnalis dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB yang hadir di ruangan itu.
Menurut Zulkieflimansyah, para jurnalis yang bertemu banyak pihak sangat rentan tertular virus Corona. Sehingga perlu diberikan suntikan vaksin agar terlindungi.
Di samping itu, suntikan vaksin kepada wartawan juga perlu supaya mereka tidak hanya sekedar menulis, tetapi juga merasakan langsung suntikan vaksin tersebut.
”Sehingga mereka ini bisa merasakan,” ujarnya sambil menoleh ke kapolda NTB dan Danrem 162/WB di sampingnya.
Hanya saja, kata Zulkieflimansyah sembari bercanda, jarum vaksin untuk wartawan harus lebih besar dari jarum yang dipakai para pimpinan daerah.
”Cuma mungkin bedanya sama kita, jarumnya lebih besar,” kelakarnya.
Hadir dalam keterangan pers tersebut, Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, dan Kapolda NTB, Irjen Pol Muhammad Iqbal.
Di NTB, dalam beberapa kasus pejabat yang terjangkit Covid-19, beberapa jurnalis masuk dalam daftar tracing tim kesehatan.
Seperti saat Asisten II Setda NTB H Ridwan Syah dinyatakan positif Covid-19, beberapa wartawan ikut tes swab karena pernah wawancara dengannya.
Juga saat mantan Menteri Agama Fachrul Razi terkonfirmasi positif Covid-19 tahun 2020 silam, para jurnalis yang wawancara dengan menteri ikut ditracing.
Beruntung dari hasil tes cepat tersebut tidak ada wartawan yang terjangkit Covid-19.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Rina Ayu/TribunLombok.com/Sirtupillaili)