TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meski mensinyalir ada gerakan untuk menggulingkan pengurus Partai Demokrat saat ini, Agus Harimurti Yudhoyono menegaskan partai yang dipimpinnya itu tetap solid.
Ketua Umum Partai Demokrat yang akrab disapa AHY tersebut mengatakan ada gerakan untuk mengambil alih paksa (kudeta) kepemimpinan Partai Demokrat.
“Kami solid mempertahankan kedaulatan dan kehormatan partai kami. Kami yakin, tidak ada satu pun pemimpin partai politik yang rela diambil alih kekuasaannya secara inkonstitusional oleh pihak manapun,” tegas AHY dalam jumpa pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (2/2/2021).
Lebih lanjut AHY menjelaskan bahwa pelaku gerakan ini lima orang, terdiri dari satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah non-aktif selama enam tahun, satu mantan kader yang diberhentikan dengan tidak hormati sejak sembilan tahun lalu karena menjalani hukuman akibat korupsi, satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun lalu, serta satu orang pejabat pemerintah.
Baca juga: Mahfud Bantah Restui Moeldoko, Max Sopacua: AHY Jangan Lebay!
“Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo,” jelas AHY,
“Tentunya kami tidak mudah percaya dan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah. Tadi pagi, saya mengirimkan surat secara resmi kepada Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini.”
Rencanakan KLB
Lebih lanjut AHY mengungkapkan modus gerakan ini. Ajakan dan permintaan dukungan untuk mengganti “dengan paksa” Ketum PD tersebut, dilakukan melalui telepon maupun pertemuan langsung.
Baca juga: Marzuki Alie Minta AHY Tidak Jadi Pemimpin Cengeng
“Pengambilalihan posisi Ketum PD akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024 mendatang,” papar AHY. Para pelaku berencana mengganti paksa Ketum PD yang sah dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB).
Pelaku gerakan menargetkan 360 orang pemegang suara yang akan diiming-imingi dengan imbalan uang berjumlah besar.
“Para pelaku merasa yakin gerakan ini pasti sukses, karena mereka mengklaim telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara lainnya. Kami masih berkeyakinan, rasanya tidak mungkin cara yang tidak beradab ini dilakukan oleh para pejabat negara, yang sangat kami hormati, dan yang juga telah mendapatkan kepercayaan rakyat,” ujar AHY.
Baca juga: Ibas Disebut Lebih Pengalaman Pimpin Parpol, Demokrat Tunggu Surat Balasan dari Presiden Jokowi
AHY mengulang pesan para seniornya di TNI, “Gus, kualitas seorang perwira di manapun ia berada, baik ketika aktif di militer maupun di masa purna tugas, bukan ditentukan oleh pangkat dan jabatan, tetapi oleh karakter dan etika keperwiraan serta sifat-sifat kekesatriaannya.”
AHY mengapresiasi para pelapor dari jajaran pimpinan daerah dan cabang.
“Saya telah menerima surat pernyataan kesetiaan dan kebulatan tekad, dari seluruh pimpinan di tingkat daerah dan cabang di seluruh Indonesia, untuk tunduk dan patuh kepada Partai Demokrat dan kepemimpinan hasil Kongres V Partai Demokrat yang sah. Dengan kata lain, insya Allah, gerakan ini dapat ditumpas,” kata AHY.
AHY menginstruksikan seluruh kader Demokrat untuk merapatkan barisan dan tetap mempertahankan soliditas yg telah terbangun, serta terus bersatu dan senantiasa memperjuangkan harapan rakyat Indonesia.
“Kita jangan gentar menghadapi ujian dan tantangan ini, karena meski Demokrat diganggu, justru akan membuat Demokrat semakin kuat,” tegas AHY. “Sejarah mengatakan, tidak ada partai yang kuat, tanpa cobaan yang berat,” (fae/bob)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Demokrat Coba Diambil Alih Paksa Pihak Eksternal, AHY: Kami Solid Pertahankan Kedaulatan Partai