TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu kemarin, mengundang lima gubernur untuk berdiskusi mengenai cara mengatasi Pandemi Covid-19.
Dari diskusi tersebut disimpulkan bahwa cara untuk mengatasi penularan Covid-19 adalah dengan menekan atau mengurangi laju penularan.
"Saya kebetulan diminta mendampingi beliau dan melihat bagaimana kita bertukar pengalaman, melihat bagaimana China bisa mengatasi pandemi ini , India bisa mengatasi pandemi dan beberapa kota di lima Kegubernuran (provinsi) tersebut juga bisa ternyata mengatasi pandemi ini. Kesimpulan kami satu, cara untuk mengatasi pandemi ini adalah dengan mengurangi laju penularan," kata Menkes dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Kamis, (4/4/2021).
Baca juga: Vaksinasi Massal di Istora Senayan, DKI Jakarta Targetkan 6 Ribu Nakes Divaksin Covid-19
Dengan menekan laju penularan menurut Budi maka rumah sakit tidak akan penuh dan beban petugas medis tidak akan berat.
Selain itu dengan menekan laju penularan, maka program vaksinasi dapat berjalan dengan baik.
"Agar kita bisa mempersiapkan lebih baik, sarana kesehatannya ada," kata Menkes.
Dalam diskusi tersebut, menurut Budi dibahas pula mengenai program penanganan Covid-19 yang berhasil dilakukan di daerah, seperti Jogo Tonggo, program Kampung Tangguh, Program Desa Siaga, dan lainnya.
"Program tersebut sebenarnya sangat erat dengan budaya asli Indonesia dan sangat tepat untuk menjawab bagaimana kita mengatasi pandemi ini dengan mengurangi laju penularan virus ini," katanya.
Baca juga: Jogo Tonggo Desa di Boyolali Hadapi Pandemi, Jumat Berkah dan Karang Taruna sebagai Tonggak
Budi menambahkan program penanganan Covid-19 pada level mikro atau terkecil, di lingkungan keluarga dan RT/RW merupakan inisiatif penanganan pandemi yang sangat baik dan sangat tepat.
"(Penanganan) yang bisa menyeimbangkan antara perbaikan sektor kesehatan dengan mengurangi laju kecepatan penularan dan juga menjaga bagaimana masyarakat masih bisa hidupnya berjalan normal," pungkasnya.