Diketahui, pertemuan antara Moeldoko dan para ketua DPC dan DPD Partai Demokrat berlangsung di salah satu hotel di Jakarta.
Belakangan, Moeldoko mengakui dirinya diundang ke hotel tersebut untuk menemui beberapa kader Partai Demokrat.
Selain itu, Andi Mallarangeng juga mengungkapkan ada kode Pak Lurah yang terkuak dalam pertemuan tersebut.
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dituding oleh pihak Demokrat ingin mengambil alih kekuasaan Partai Demokrat secara paksa.
Dalam melangsungkan rencananya, Moeldoko dituduh telah mengundang sejumlah DPD, DPC, hingga DPP Partai Demokrat untuk bertemu di Jakarta mendiskusikan Kongres Luar Biasa (KLB).
Pihak Demokrat menganggap apa yang dilakukan oleh Moeldoko yang merupakan seorang pejabat pemerintahan, mencerminkan era Orde Baru dulu dimana pemerintah mengintervensi partai-partai politik.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng dalam acara SAPA INDONESIA MALAM, Rabu (3/2/2021).
Ia mengatakan dari ratusan DPD dan DPC yang diundang ke Jakarta, yang akhirnya datang hanya sembilan orang plus satu orang dari DPP.
"Yang ditelepon ada banyak tapi yang datang kalau tidak salah cuma sembilan orang," kata Andi. Andi mengatakan, para kader Demokrat yang datang tidak mengetahui jika di sana akan membicarakan soal KLB.
"Datang karena diiming-imingi mau dapat bantuan untuk penyaluran bencana, dan Covid, termasuk juga krisis ekonomi dan sebagainya," ujarnya.
"Kemudian bicaranya soal KLB dan siap-siap untuk mengambil alih Ketua Umum Partai Demokrat untuk tujuan calon presiden pada Pemilu 2024."
Andi mengatakan, pihak Demokrat tidak mempermasalahkan jika obrolan KLB terjadi dalam internal partai.
Ia menyoroti keterlibatan Moeldoko selaku pihak eksternal yang ia anggap sebagai intervensi dari pemerintah.
"Ini gaya orde baru," ujar Andi.