"Autothrottle sendiri bukan suatu komponen yang signifikan, yang mandatory, sehingga diizinkan rusak untuk 10 hari," katanya.
"Mengapa tidak te-recover, kenapa pesawatnya menjadi roll, ini yang kita juga belum tahu," lanjutnya.
Karena itu ia berharap cockpit voice recorder (CVR) segera ditemukan agar diketahui percakapan pilot saat insiden terjadi.
"Mudah-mudahan kita bisa tahu jawabannya kalau CVR ditemukan," tandas dia.
Baca juga: KRONOLOGI LENGKAP Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, Sempat Dipanggil 11 Kali, tapi Tak Respons
Baca juga: Sebulan Pascatragedi Jatuhnya Sriwijaya Air: 4 Jenazah Belum Teridentifikasi, Boeing Digugat
CVR Diduga Tertimbun Lumpur
CVR Sriwijaya Air SJ-182 diduga tertimbun lumpur di dasar laut,
Hal ini disampaikan KNKT dalam gelar pers saat merilis laporan awal hasil investigasi Sriwijaya Air SJ-182.
Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT, Kapten Nurcahyo Utomo, mengatakan pihaknya telah menandai posisi koordinat yang diduga menjadi lokasi CVR.
Tanda tersebut berupa garis di bawah laut sebanyak lima kotak.
"Posisi koordinat CVR sudah kami tengarai, mengacu pada ditemukannya FDR juga elektronik modul atau casing dari CVR dan FDR," ungkap Nurcahyo, dilansir Tribunnews.
"Kami sudah membuat garis di bawah laut, sebanyak lima kotak."
Baca juga: Keluarga Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Gugat Boeing, Tuntut Ganti Rugi yang Layak
Baca juga: Tim DVI Polri Pastikan Belum Hentikan Proses Identifikasi Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ-182
"Dugaan kami CVR tertimbun lumpur, penyelam akan menggali wilayah yang telah dikotakkan," imbuh dia
Nurcahyo menambahkan pihaknya telak menggunakan alat peniup lumpur untuk memudahkan proses pencarian CVR.
Ia pun berharap semoga CVR segera ditemukan agar bisa diketahui percakapan antara pilot dan kopilot di dalam kokpit.