TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membantah gaya kepemimpinan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) penuh intrik.
Menurut Herzaky, justru setelah dipimpin oleh AHY, nama Demokrat kian melejit.
Ia membeberkan, kepemimpinan AHY bukan seperti yang dituduhkan oleh mantan Wasekjen Demokrat Muhammad Darmizal MS.
Baca juga: AHY Dinilai Penuh Intrik dan Kurang Semangat, Pendiri Partai Demokrat Khawatir 2024 Ajang Terakhir
AHY, lanjut Herzaky, justru dikenal dengan gaya kepemimpinan yang akomodatif hingga menekankan kebersamaan dan solidaritas organisasi.
"Beliau sebelum menginstruksikan sesuatu, sudah memberikan contoh terlebih dahulu."
"Leadership by example, istilahnya," kata Herzaky kepada Tribunnews.com, Rabu (10/2/2021).
Bahkan, di tengah pandemi Covid-19, Herzaky menuturkan AHY ikut berkontribusi langsung dengan masyarakat.
Di antaranya ikut menyumbang beberapa kebutuhan masyarakat seperti masker, ventilator serta sembako.
Ia pun membeberkan sejumlah bukti atas pencapaian AHY selama menjadi Ketua Umum.
Baca juga: Tanggapi Kritikan Mantan Kader, Demokrat: Dulu Dibutuhkan Malah Murtad, Sekarang Ngaku Paling Cinta
"Gaya kepemimpinan beliau yang tegas, terukur, penuh determinasi, sebisa mungkin menjadi solusi, berkontribusi untuk rakyat, ternyata disukai oleh publik."
"Terbukti, gelaran Pilkada 2020 menjadi buktinya. 48 persen kemenangan direngkuh Partai Demokrat."
"65 kader yang terpilih dalam Pilkada. Tertinggi dalam lima tahun terakhir," ungkap Herzaky.
Selain itu, ia juga mengungkap beberapa survei menunjukkan elektabilitas Demokrat kian melejit setelah dipimpin AHY.
"Survei dari Indikator Politik, misalnya, Demokrat sudah di 5,9 persen pada Oktober 2020 lalu, dari 4,6 persen di Februari 2020."
"Sedangkan survei nasional Polmatrix di akhir Desember 2020, Demokrat naik drastis ke 7,5 persen, dari 3,7 persen di September."
Baca juga: Demokrat: Moeldoko Janjikan Para Kader Uang Senilai Rp 100 Juta untuk Muluskan Jalan Jadi Ketua Umum
"Begitu juga survei Voxpopuli Research Center, elektabilitas Partai Demokrat naik 54 persen di Januari 2021, tepatnya di 5,1 persen, dibandingkan 3,3 persen di Oktober 2020," jelas Herzaky.
Untuk itu, ia mempertanyakan tujuan mantan kader hingga pejabat Istana yang melakukan upaya mendongkel kepemimpinan AHY.
"Itu sebenarnya mau memperbaiki Partai Demokrat, atau merebut Demokrat yang sedang bagus-bagusnya di mata publik?" kata Herzaky.
Gaya Kepemimpinan AHY Dikritik Muhammad Darmizal
Sebelumnya diberitakan, salah satu senior dan pendiri Partai Demokrat, Muhammad Darmizal MS buka suara mengenai gejolak yang saat ini menimpa Demokrat.
Politisi Demokrat yang sudah keluar ini mengkritik gaya kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat.
Menurutnya, AHY saat ini terkesan mengabaikan perjuangan para pendirinya.
"Analisa saya, pengurus saat ini banyak yang instan."
"Tidak mau paham dengan tetesan darah dan keringat para pendiri yang sekarang diabaikan," kata Darmizal kepada awak media, Selasa (9/2/2021) kemarin.
Ia juga menilai gaya kepemimpinan AHY penuh intrik hingga kurang semangat berjuang dan kebersamaan.
Ia khawatir, jika gaya kepemimpinan tersebut diteruskan justru membuat Partai Demokrat dihukum oleh sistem demokrasi di Indonesia.
Terlebih, kekhawatirannya juga berdampak pada gelaran Pemilu 2024 mendatang, akan menjadi ajang terakhir yang diikuti Demokrat.
"Bayangkan saja, banyak kader bahkan pendiri yang kecewa dengan Partai Demokrat."
"Juga masyarakat umum yang dulu mengidolakan Partai Demokrat sebagai pilihan terbaiknya saat pesta demokrasi, utamanya pada pemilu tahun 2009," ujar Darmizal.
"Jika caranya seperti ini maka tahun 2024 bisa menjadi pemilu terakhir yang diikuti partai Demokrat," tambahnya.
Baca juga: Pascaisu Kudeta, Demokrat Perkuat Soliditas Internal dengan Cara Ini
Lebih lanjut, mantan Wasekjen Demokrat ini juga menilai, gaya play victim dan pencitraan juga terkesan dalam kepemimpinan AHY.
Gaya yang berlebihan itu justru membuatnya khawatir Partai Demokrat akan mulai ditinggalkan masyarakat.
Padahal, hal itu bukan nilai yang dibangun oleh para pendiri.
"Play victim dan pencitraan berlebihan adalah gaya pengurus baru yang lupa akan sejarah partai," tegasnya.
Sementara itu, Darmizal mengaku terkejut saat mengetahui isu Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang dilancarkan beberapa kader hingga menyeret nama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Namun, ia justru mengungkapkan isu tersebut adalah pertanda baik.
Baca juga: Jokowi Tak Respon Surat AHY, Sekjen Demokrat: Masih ada Teka Teki yang Tersimpan
Menurutnya, KLB yang tengah menjadi polemik di tubuh Demokrat bukan tindakan ilegal.
Darmizal pun memahami, semangat kader yang meminta KLB semakin meluas karena keinginan menjadikan partai ini besar.
"Bagi saya ini sangat fenomenal dan mengejutkan. Ini pertanda baik, karena KLB bukanlah suatu kudeta kekuasaan partai politik atau pengambil alihan kekuasaan pimpinan partai secara ilegal."
"KLB merupakan suatu misi yang jelas dan tegas tertuang pada AD/ART partai sebagai mekanisme demokrasi yang dapat dilakukan oleh para tokoh atau kader untuk menyelamatkan partai," katanya pada Selasa (9/2/2021) lalu.
(Tribunnews.com/Maliana/Eko Sutriyanto)