News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Waspada! Modus Pembajakan Akun WA, Penipu Ngaku Jadi Kasir Minimarket dan Minta Kode OTP

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan Layar WA yang diterima BH sebagai korban penipuan, modus awal pelaku pura-pura sebagai pegawai minimarket hingga berakhir WhatsApp dibajak.

TRIBUNNEWS.COM - Waspadai modus penipuan dengan mengaku-aku sebagai kasir sebuah minimarket lewat pesan singkat.

Dalam pesannya, si pelaku mengaku salah kirim kode voucher game dan meminta korban mengirimkan kode verifikasi (OTP).

Bila lalai, bisa saja aplikasi WhatsApp (WA) Anda dibajak untuk kemudian dipakai melakukan tindakan penipuan oleh si pelaku.

Hal ini dialami seorang pria berinisial BH pada pada Senin (8/2/2021) lalu.

Baca juga: Cegah Penipuan Melalui Email, Facebook dan Instagram Kembangkan Fitur Antiphising

Kepada Tribunnews, BH mendapati telepon dan pesan WA dari orang tak dikenal yang berpura-pura sebagai kasir minimarket.

Dalam pesan WA itu, sang pelaku mengaku salah mengirim pesan SMS yang berisikan kode angka voucher game.

Berdalih salah kirim, pelaku meminta BH untuk mengirimkan kembali isi SMS itu.

Dalam situasi yang sedang tidak kondusif, BH menuruti permintaan pelaku.

"Karena waktu yang mendesak dan saya dalam perjalanan, tanpa sadar saya kirim isi SMS itu," cerita BH kepada Tribunnews, Rabu (17/2/2021).

Setelah mengirimkan pesan, BH masih bisa menggunakan WhatsApp-nya.

Tangkapan Layar WA yang diterima BH sebagai korban penipuan, modus awal pelaku pura-pura sebagai pegawai minimarket hingga berakhir WhatsApp dibajak. (Istimewa)

Baca juga: 2 Kisah Viral Pria Berikan Buket Uang untuk Kekasih, Ada yang Rp 40 Juta hingga Rp 80 Juta

Keesokan harinya, Selasa (9/2/2021) pagi, BH tidak bisa mengakses WA-nya sama sekali.

"Saya kaget tak dapat menggunakan WA," ujar pria itu.

Tak lama, BH menerima telepon dan SMS dari sejumlah teman dan kerabat jika ia meminjam uang sekitar Rp 1-2 juta.

Mencegah hal yang tidak diinginkan, BH mengabarkan teman yang lain, WA-nya sedang diretas.

Selain itu, BH melakukan upaya lain dengan menghubungi pihak provider nomor teleponnya.

Ia meminta pihak provider untuk memblokir nomor telepon.

Baca juga: Viral Cuitan di Twitter, Minta Bantuan dengan Cara Jual Kue, Diduga Penipuan

BH juga mencoba membuat laporan pada pihak perusahaan WhatsApp melalui email.

"Langsung dijawab dalam 24 jam akan ada perubahan dan saya akan dikasih kode WA via email."

"Pihak WA menyarankan saya agar membuat password baru dan menghapus aplikasinya," jelas BH.

Satu hari setelahnya, BH mengunduh kembali aplikasi WA .

"Alhamdulillah nomor WA saya kembali langsung saya infokan ke teman dan grup," katanya.

Menurut BH, hingga sekarang, tak ada teman atau kerabatnya yang termakan aksi penipuan ini.

Baca juga: TikTok Cash Dilaporkan Atas Kasus Dugaan Penipuan ke Bareskrim Polri

Kisah Korban Penipuan Lainnya

Selain BH, nasib serupa juga dialami oleh Fred, seorang jurnalis, Senin (15/2/2021) sore. Modusnya pun sama.

Fred sempat curiga sebab SMS yang diterimanya ada seperti tulisan huruf negara Thailand.

"Dia (pelaku,red) bilang, di SMS ada kode yang tulisannya ada huruf Thailand," cerita Fred kepada Tribunnews, Rabu (17/2/2021).

Karena kurang fokus dan berniat menolong, Fred pun mengirim kode angka itu ke pelaku melalui WhatsApp.

Tangkapan layar SMS yang diterima Fred sebagai korban penipuan dengan modus awal pelaku pura-pura sebagai pegawai minimarket hingga berakhir WhatsApp dibajak.

Baca juga: Jangan Sampai Jadi Korban Penipuan Bermodus Grup Saham, Perencana Keuangan Ini Beri Peringatan

Ditambah lagi, pelaku mengaku ada pelanggan yang sedang menunggu kode voucher game.

Setelah itu, Fred mendapati WhatsApp-nya tak bisa digunakan dalam hitungan detik.

Ternyata, setelah ditelusuri kode angka itu adalah OTP (One Time Password) yang digunakan pelaku untuk meretas WhatsApp milik Fred.

"Tahu-tahu, WhatsApp-nya mati, seperti minta di re-install ulang," terang Fred.

Sontak, Fred mengunduh ulang aplikasi WhatsApp.

Saat mencoba log in, Fred mendapati kode angka OTP dari SMS yang sama dari sebelumnya.

Merasa tak yakin, Fred kembali menginstall WhatsApp untuk kedua kalinya.

Baca juga: Dugaan Penipuan Bobol Rekening dengan Modus Grup Saham dan Saran ke Nasabah

Akhirnya, Fred mendapati SMS berisi kode angka OTP yang berbeda, dengan masih menggunakan tulisan Thailand.

Fred mencoba memasukkan kode OTP itu ke aplikasi WhatsApp, tapi hasilnya nihil.

Khawatir nomor teleponnya ikut diretas, Fred menghubungi pihak provider.

"Begitu gagal re-install, saya langsung menghubungi provider untuk memastikan bahwa nomor saya aman," kata Fred.

Ia juga menghubungi teman dan kerabat untuk menginformasikan jika WhatsApp-nya sedang dibajak.

WhatsApp-nya baru bisa kembali pada keesokan harinya, dengan kondisi semua percakapan sudah terhapus.

Fred berharap ke depannya, pihak perusahaan WhatsApp memiliki Call Center perihal laporan penipuan seperti ini.

Diduga, kedua aksi penipuan ini dilakukan oleh oknum yang berpura-pura sebagai pegawai minimarket, dari Alfamart hingga Indomaret.

Tanggapan Perusahaan Alfamart 

Pihak minimarket Alfamart angkat suara terkait aksi penipuan dengan mengatasnamakan pegawainya lewat WhatsApp atau SMS.

Pesan tersebut berisi permintaan untuk mengirimkan kode tertentu yang diterima di nomor calon korban.

Agar semakin meyakinkan korban, penipu menggunakan foto profil seseorang dengan seragam Alfamart.

Baca juga: Viral di Facebook, Mobil Sport Klasik MG MGA Series Milik Pelawak Kadir Srimulat Dijual

Baca juga: Cegah Tindakan Kekerasan Militer, Demonstran Myanmar Lakukan Aksi Mobil Mogok di Jalan-jalan

"Alfamart atau karyawan kami pasti tidak pernah meminta kode tertentu secara langsung kepada konsumen."

"Kalau masyarakat mendapat pesan semacam itu bisa dipastikan itu upaya penipuan," jelas Nur Rachman, Corporate Communication GM Alfamart, pada keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Rabu (17/2/2021).

Lebih lanjut ia menerangkan, terlebih Alfamart telah mendapat sertifikasi ISO/IEC 27001:2013.

Dengan sertifikasi itu Alfamart menjamin keamanan data konsumen tidak akan disalahgunakan.

"Penipuan semacam ini bisa merugikan masyarakat, harap konsumen selalu waspada," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Shella)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini