Nah waktu itu si Iwan Liman bilang, Bu sebentar lagi dia dapat fasilitas lagi dari Bank, fasilitas yang ketiga, dia mau minjam uang, tolong ibu pinjamin dulu," tutur Devi.
Tapi tak berapa lama setelah uang Rp4 miliar di transfer ke Rezky, ternyata uang jaminan kredit Rezky dari Bank Bukopin tak jadi cair.
Kemudian terjadi kasus penangkapan Nurhadi yang notabene adalah mertua Rezky oleh KPK.
Atas hal itu, akhirnya Devi dijebloskan ke rumah tahanan Porong lantaran uang pinjaman yang bersumber dari pendanaan Bank tak kunjung dibayarkan.
"Tidak berapa lama, kredit tidak jadi cair, kemudian terjadi kasus pak Nurhadi ditangkap itu.
Dibilang saya menelpon, jadi kalau nggak salah saya takut pak.
Di situ sampai sekarang uang pendana, salah satunya, akibatnya saya ada dirutan porong ini," ungkap dia.
Sampai saat ini kata Devi, uang pinjaman Rezky sebesar Rp4 miliar itu baru dibayarkan sebesar Rp2,3 miliar.
"Sehingga uang saya Rp4 miliar itu yang dari pendanaan, saya sampai ngerogoh - ngerogoh, bingung harus gimana.
Sisanya Rp 2,3miliar (yang belum dilunasi). Tapi dari pihak pendanaan saya, menuntut saya sehingga saya sekarang di (tahan di rutan) Porong," pungkas dia.
Dalam perkara ini, Nurhadi bersama menantunya Rezky Herbiyono didakwa menerima suap dan gratifikasi senilai total Rp83 miliar terkait dengan pengaturan sejumlah perkara di lingkungan peradilan.
Untuk suap, Nurhadi dan Rezky menerima uang sebesar Rp45.726.955.000 dari Direktur Utama PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) Hiendra Soenjoto.
Hiendra sendiri merupakan tersangka KPK dalam kasus yang sama dengan para terdakwa.
Uang Rp45 miliar lebih itu diberikan agar kedua terdakwa mengupayakan pengurusan perkara antara PT MIT melawan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) terkait dengan gugatan perjanjian sewa-menyewa depo container milik PT KBN seluas 57.330 meter persegi dan 26.800 meter persegi.