News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak di Partai Demokrat

2 Pendiri Demokrat Tuding SBY Telah Membuat PD Jadi Partai Keluarga: Dimulai Sejak Tahun 2013

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Susilo Bambang Yudhoyono memberikan paparan saat Refleksi Pergantian Tahun Partai Demokrat di Jakarta, Rabu (11/12/2019) malam.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perselisihan antara pendiri dan pengurus DPP Partai Demokrat, terus memanas pasca konfrensi pers kudeta yang dilontarkan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.

Belakangan, konflik ini meluas dan menyeret nama mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dua politisi senior dan pendiri Partai Demokrat (PD), Ahmad Yahya dan Darmizal MS menilai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat Demokrat menjadi partai keluarga.

Keduanya menyebut kondisi tersebut mulai terjadi saat kongres 2013 lalu, ketika SBY dan putranya Edhie Baskoro Yudhoyono menjadi Ketua Umum dan Sekjen partai berlambang mercy itu secara bersamaan.

"Pasca 2009, selanjutnya berubah menjadi babak baru, tepatnya setelah Anas Urbaningrum digantikan SBY menjadi Ketua Umum produk KLB di Bali 2013, dan putranya Edhie Baskoro Yudoyono tetap menjadi sekjen.

Baca juga: Sebut SBY Pernah Mengatakan Megawati akan Kecolongan Dua Kali, Marzuki Alie Siap Sumpah Mubahalah

Maka mulai saat itulah masyarakat memberi stempel Partai Demokrat adalah Partai Keluarga," kata Ahmad Yahya kepada wartawan, Senin (22/2/2021).

Menurut Ahmad Yahya, sejak awal didirikan Partai Demokrat memang didaulat menjadi partai terbuka.

Baca juga: Survei Terbaru PPI: Elektabilitas AHY Geser Sandiaga Uno

Ahmad pun bercerita, setelah Kongres Pertama Partai Demokrat di Bali 2005, banyak kepala daerah yang bergabung dengan Partai Demokrat.

Mulai dari gubernur, bupati dan wali kota, semua optimistis memimpin dan mengambil posisi menjadi Ketua DPD dan DPC.

Tidak ada satu pihak pun yang mengusik dan mempertanyakan motif kepala daerah untuk bergabung ke Partai Demokrat pada saat itu.

"Oleh karena sejatinya Partai Demokrat memang berkomitmen menjadi Partai modern dan terbuka.

Akibat sinergisitas itulah, mulai dari kepemimpinan nasional Pak SBY dan bergabungnya putra-putri terbaik di masing-masing daerah, maka Partai Demokrat menjadi besar dan partai pemenang di Pemilu 2009," katanya.

Ahmad menyatakan keterpilihan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam kongres yang berlangsung 2020 lalu penuh dengan rekayasa dan kebohongan.

Pasalnya, AHY terpilih dengan cara aklamasi yang dipaksakan, di mana kongres juga berlangsung tidak sesuai dengan tata tertib dan aturan yang berlaku.

"Kongres jadi-jadian, tidak ada tata tertib, tidak ada pertanggung jawaban keuangan dan program. Bahkan AD/ART 2020 dibuat diluar setelah konggres," ucapnya.

Sementara itu, HM Darmizal MS menyoroti dampak dari perubahan Partai Demokrat menjadi partai keluarga SBY.

Menurut Darmizal, imbas hal tersebut, tren perolehan suara partai Demokrat dalam pemilu selalu menurun.

Termasuk diantaranya saat AHY diujicoba dalam Pilkada DKI dan Pemilu 2019, di mana suara Partai Demokrat terus turun hingga hanya sebesar 7 persen.

“Lagi-lagi partai yang dikelola dengan manajemen keluarga tidak dapat membuktikan membesarkan dan memenangkan Partai Demokrat," kata Darmizal.

Seperti diketahui, dalam kepengurusan Partai Demokrat periode 2015-2020, jabatan-jabatan strategis di jajaran pengurus DPP semakin dikuasai oleh keluarga SBY.

Bahkan setelah AHY gagal dalam bursa Gubernur DKI 2017, SBY menobatkan AHY sebagai Komandan Tugas Utama (Kogasma) yang fungsinya memenangkan Pemilu 2019.

Hasilnya, peroleh suara Partai Demokrat justru terus semakin anjlok.

Dorong Digelarnya KLB

Gejolak di dalam tubuh Partai Demokrat kian panas.

Salah satu senior partai berlambang mercy tersebut, Max Sopacua kini mulai terang-terangan memberikan pernyataan melawan pengurus partai yang ada saat ini.

Max Sopacua mengungkapkan, bahwa deklarator dan senior partai menginginkan adanya perubahan di Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono.

Termasuk dirinya, Max dengan senior partai yang lainnya mendorong digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.

"KLB itu sesuatu yang tidak haram, KLB itu terdaftar atau merupakan pasal penting dalam AD/ART semua partai politik di dunia," kata Max saat dihubungi Tribunnews, Senin (22/2/2021).

Max mengatakan, KLB bisa digelar ketika ada ketidakpuasan terhadap suatu masalah yang ada di dalam partai politik.

Dia menilai, KLB tepat digelar lantaran saat ini arah dari kepemimpinan Partai Demokrat tak sesuai dengan cita-cita para pendiri partai.

"Karena partai politik ini punya semua orang, bukan punya satu keluarga. Jadi ya kalau disebut bahwa saya ikut mendorong, ya ikut mendorong," ucap Max.

Bahkan, lanjut Max, kini ada anggapan bahwa partai dinasti melekat pada Demokrat.

Menurutnya, kini para deklarator, pendiri dan senior seolah-olah 'dibuang' dari partai berlambang mercy itu.

"Jadi ini yang mengakibatkan ketidakpuasan dari kelompok-kelompok, teristimewa pendiri melihat partai ini sudah tidak on the track lagi," ujar Max.

"Dan malah yang disayangkan bahwa para pendirinya maupun para seniornya juga sudah seolah-olah dibuang gitu. Ini sudah tidak tepat dalam sebuah etika berpolitik di partai politik manapun di dunia," pungkasnya. (Tribunnews/Umam)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini