News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jubir Prabowo Soroti Sikap Politisi yang Jadikan Momen Banjir sebagai Pemuas Kebencian Politik

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dahnil Anzar Simanjuntak.

TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara (Jubir) Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menyoroti adanya pemanfaatan momen banjir di sejumlah daerah untuk memuaskan kebencian politik.

Seperti kritikan yang dialamatkan kepada para gubernur, seperti Anies Baswedan di Jakarta, Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, maupun Ridwan Kamil di Jawa Barat.

Hal itu diungkapkan Dahnil melalui cuitan akun Twitter-nya, @Dahnilanzar, Selasa (23/2/2021).

"Kebencian politik menggeser empati sebagian orang menjadi sekedar ejekan. Banjir di Jakarta dijadikan momen memuaskan kebencian politik melalui ejekan thdp @aniesbaswedan, pun demikian banjir di Jawa Tengah ejekan pun dialamatkan ke @ganjarpranowo atau di jabar ke @ridwankamil," tulis Dahnil.

Dahnil Anzar Simanjuntak di Kediaman Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (16/4/2019) malam. (Tribunnews.com/ Reza Deni)

Baca juga: Kritik Anies soal Banjir, Giring Malah Disentil Pasha Ungu soal Pengalaman Kelola Daerah

Dahnil juga mengungkapkan, sebagian orang lagi, adanya banjir yang menimpa banyak daerah itu justru menjadi "ladang amal" menghidupkan spirit ta'awun, tolong menolong atau gotong royong.

"Dengan tentu sambil menyampaikan kritik konstruktif bila memang ada yang alpha dengan kebijakan," ungkapnya.

Pitstop Politik

Lebih lanjut, Dahnil juga mengungkapkan perlu ada "pitstop" untuk saling menahan diri.

"Saya berharap setelah banyak kontestasi politik yang terus menguras rasa dan emosi, kita bisa sejenak masuk 'pitstop' berkontemplasi untuk mengubur benci."

"Sehingga politik saling ejek ini bisa berganti menjadi politik berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khoirot)," ujarnya.

Pitstop politik itu, lanjut Dahnil, bukan bermakna berhenti, melainkan bekerja.

"Bekerja untuk kebaikan publik sesuai dengan kemampuan dan tanggungjawab, sambil memperbaiki semua proses politik kita yang lebih sehat dan dewasa."

"Padahal di tengah pandemi ditambah musibah banjir kita mengalami kesulitan ganda."

"Artinya, dibutuhkan kolaborasi, spirit ta'awun atau tolong menolong yang lebih besar lagi," ungkap Dahnil.

Baca juga: Sempat Terendam Banjir, Jasa Marga Buka Kembali Akses Exit Bitung Ruas Jakarta-Tangerang

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini