TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sangat kecewa mendengar penetapan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Kejadian ini sangat memprihatinkan. Ini seperti meneguhkan anggapan banyak orang bahwa politik berprestasi dan bersih sangat sulit diwujudkan di Indonesia. Tidak ada pilihan, KPK harus mengusut tuntas kasus ini.” kata Ketua DPW PSI Sulawesi Selatan, Fadli Noor dalam keterangan tertulis, Minggu (28/2/2021).
PSI pada Pilgub Sulsel 2018 menjadi partai pendukung pasangan Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman.
Dalam pengamatan PSI ketika itu Nurdin adalah pemimpin yang berhasil.
Baca juga: Profil Andi Sudirman Sulaiman, Akan Gantikan Nurdin Abdullah Jadi Gubernur Sulsel, Usianya 37 Tahun
Saat menjadi Bupati Bantaeng, ia mampu melejitkan kabupaten tersebut sebagai ikon baru Sulawesi Selatan.
“Pak Nurdin mengelola anggaran dengan transparan dan akuntabel hingga memperoleh Bung Hatta Anti-Corruption Award 2017. Pertumbuhan ekonomi Banteng di bawah Pak Nurdin juga mengesankan,” kata Fadli.
Lalu, ketika berkunjung ke Banteng, beberapa pengurus PSI melihat sendiri pelayanan publik yang dibangun Nurdin demikian bagus dan penuh terobosan.
“Contohnya, Pak Nurdin menyediakan ambulans yang siap 24 jam untuk membawa warga yang sakit dan harus segera dibawa ke rumah sakit, serta meningkatkan infrastruktur untuk pemerataan aksesibilitas warga hingga pelosok” kata Fadli.
Mencermati semua prestasi itu, pada Pemilihan Gubernur Sulsel 2018, PSI ikut mendukung Nurdin.
“Sementara partai pengusung Pak Nurdin adalah PDIP, PKS, dan PAN. PSI belum punya kursi di DPRD Sulsel dan karena itu hanya bisa mendukung,” lanjut Fadli.