Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyayangkan seruan hampir semua negara yang tergabung dalam ASEAN terkait konflik belum direspon dengan baik oleh Myanmar.
Dalam pertemuan informal antar negara-negara ASEAN tersebut, kata Retno, setidaknya ada tiga hal yang diserukan oleh mayoritas anggota ASEAN.
Pertama adalah mendesak penghentian penggunaan kekuatan atau kekerasan terhadap rakyat sipil.
Baca juga: PB HMI Dorong ASEAN Lakukan Konsolidasi Guna Mencari Solusi Krisis Politik Myanmar
Kedua, mendesak militer Myanmar melepaskan tahanan politik.
Ketiga, meminta militer Myanmar membuka ruang dialog.
Hal tersebut disampaikan Retno dalam diskusi virtual bertajuk Perempuan dan Perdamaian Dunia pada Sabtu (6/3/2021).
Baca juga: Hampir Seluruh Wilayah Myanmar Dikabarkan Mati Listrik Akibat Kerusakan Sistem
"Hampir semua negara ASEAN mengirimkan pesan paling tidak tiga. Stop used of force, kemudian pelepasan tahanan politik, dan juga meng-encourage terjadinya dialog. Dan amat disayangkan seruan ini belum direspon dengan positif, dengan baik oleh Myanmar," kata Retno.
Retno menjelaskan, posisi Indonesia dalam konflik Myanmar jelas, tegas, dan konsisten.
Pertama, kata dia, Indonesia selalu mengatakan bahwa safety dan well-being dari masyarakat Myanmar menjadi prioritas.
"Oleh karena itu kita mendesak pasukan keamanan Myanmar menghentikan penggunaan kekuatan dan kekerasan," kata Retno.
Kedua, Indonesia mendesak agar demokrasi dikembalikan dan kita meminta agar kehendak rakyat dihargai.
Ketiga, Indonesia juga mendesak dilakukannya dialog inklusif di antara pihak yang tengah beekonflik.
"Untuk dilakukannya dialog sekali lagi diperlukan kondisi kondusif termasuk kondisi kondusif ini kita lihat harus dilepaskannya tahanan-tahanan politik," kata Retno.