News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Indef: Diksi Benci Produk Asing Bisa Picu Protes Negara Mitra Dagang

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, kalimat benci produk asing yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa berimplikasi negatif.

Menurutnya, negara mitra dagang Indonesia dapat bereaksi dengan menghambat ekspor produk Indonesia.

"Penggunaan diksi benci produk asing tidak tepat karena berpotensi memicu protes dari negara mitra dagang. Dan juga berpotensi dibalas ekspor kita dipersulit gimana?” ucap Ahmad saat webinar Indef, Senin (8/3/2021).

Ahmad mengatakan bahwa pernyataan itu tidak sejalan dengan nawacita yakni meningkatkan kinerja ekspor RI dan investasi.

Baca juga: INDEF Menyentil, Impor Bahan Baku dan Bahan Modal Jangan Ikut-ikutan Dibenci

Dia menekankan sudah tepat pemerintah Indoensia menjalin kerja sama perdagangan internasional dengan berbagai negara.

Karena itulah sangat tidak tepat jika menerapkan strategi benci terhadap produk luar negeri.

"Sifatnya kerja sama dagang itu, kalau kita mau ekspor banyak, kita harus mau terima barang dagangannya dia (mitra dagang). Itu yang perlu kita atur kira-kira impor apa saja yang dibutuhkan," kata Ahmad.

Ahmad menambahkan bahwa yang dibutuhkan adalah strategi menekan impor untuk peningkatan daya saing produk Indonesia.

Baca juga: Ajakan Jokowi Benci Produk Luar Negeri Dinilai Positif, Negara Maju Sudah Melakukannya Sejak Lama

Dia menjelaskan pentingnya mendatangkan barang bahan baku untuk industrialisasi, kemudian bisa juga ditetapkan syarat wajib ekspor dari hasil produksi tersebut.

“Jadi untuk meningkatkan ekspor tidak bisa hanya bilang benci produk asing. Yang ada ya itu tadi kita akan sulit melakukan ekspor,” kata Ahmad.

Akan lebih baik, menurutnya, kalau masyarakat diajak bangga menggunakan produk made in Indonesiaz

"Kan kalau China mau made in China 2025. Kita kampanye made in Indonesia 2024 misalnya. Jadi kita gaungkan rasa cinta, bangga memiliki produk Indonesia," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini