TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu organisasi kemahasiswaan terbesar di negeri ini Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bakal menggelar Kongres secara hybrid di Surabaya pada 17-22 Maret 2021.
Untuk para utusan (pemilik hak suara/pilih) tetap hadir di Kota Surabaya secara tatap muka namun dengan protokol kesehatan ketat.
Para peserta atau utusan ditempatkan dengan cara displit menjadi dua tempat yakni di Islamic Center Kupang Surabaya dan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Kongres HMI kali ini memang digelar berbeda dan harus memenuhi standar protokol kesehatan Covid-19.
Sementara, para peserta peninjau tidak diperkenankan hadir ke Surabaya.
Mereka cukup mengikuti forum persidangan melalui virtual di kantor cabangnya masing-masing.
Baca juga: Harapan Presiden Jokowi pada Kader HMI
Agung, selaku kader HMI Sulselbar angkat bicara Kongres HMI XXXI ini.
Dia memohon kepada Presiden Jokowi agar memberikan sanksi tegas oknum-oknum pemerintahan terlibat dalam kongres HMI ke XXXI dalam hal ini terindikasi barmain atau berinvestasi.
Di sisi lain, Agung juga memohon kepada Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan agar kiranya memberikan sanksi tegas kepada oknum-oknum yang terindikasi dan bermain berinvestasi di Kongres HMI XXXI yang berlangsung di Surabaya.
Sehingga pelaksanaan kongres berjalan sebagaimana jadwal yang sudah ditentukan.
“Jangan sampai molor. Kita harus menunjukkan ke publik bahwa HMI bisa melaksanakan kongres dengan arif dan bijaksana di tengah situasi bangsa yang sedang prihatin ini,” tukas Agung, Kamis (18/3/2021).
Dia juga berharap para kontestan yang akan ikut kontestasi kongres HMI kali ini menjadikan arena kongres sebagai arena adu gagasan baru yang bernas dan orisinil.
Bukan adu konflik apalagi sampai adu kekuatan uang (money politic).
Sehingga kongres ini tidak sekadar hanya seremonial memilih Ketua Umum HMI yang baru saja.
"Tetapi benar-benar melahirkan sosok pemimpin baru yang mampu menerjemahkan segala perubahan sosial yang terjadi dan mengembalikan HMI kepada khittah HMI," katanya.