TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI fraksi PKB Nur Yasin meminta seluruh pihak mendukung proses uji klinis vaksin Nusantara yang saat ini sedang berlangsung.
Pasalnya, penelitian terhadap jenis vaksin Nusantara ini hanya dilakukan oleh tiga negara di dunia, yakni Indonesia, Amerika, dan China.
“Jenis vaksin Nusantara ini hanya diteliti oleh tiga negara di dunia, yakni Indonesia. Selayaknya itu tetap didukung, dan kami akan bersuara terus di Komisi IX,” kata Nur Yasin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/3/2021).
Baca juga: Kapolri Sebut Vaksinasi Ribuan Anggota untuk Persiapan Pengamanan Mudik Lebaran
Baca juga: 25 Bus Sekolah dan 55 Personel Ditugaskan Layani Transportasi Lansia ke Lokasi Vaksinasi
Nur Yasin mengatakan, dirinya beserta sembilan rekannya di Komisi IX DPR sudah mendaftarkan diri menjadi relawan uji klinis vaksin Nusantara tahap dua, jika Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah memberikan rekomendasi uji klinis.
“Jika sudah fase satu selesai dan masuk fase dua, kami (9 Anggota Komisi IX) akan menjadi relawan,” ucapnya.
Meski memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan vaksin Nusantara, Nur Yasin tetap mengakui ada sisi kelemahan dari vaksin yang diinisiasi oleh mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto ini.
Kelemahan itu adalah lambatnya dilakukan vaksinasi karena proses vaksinasinya harus mengambil darah dan kembali disuntik ke tubuh manusia.
Baca juga: MUI Minta Masyarakat Tidak Ragu Vaksin Saat Bulan Puasa
“Covid-19 ini kan bergerak terus, saya berharap ini harus segera, memang vaksin nusantara ini ada plus minusnya kalau kontes sekarang agak lambat untuk vaksinasi, tapi secara keilmuan ini perlu,” ucapnya.
“Karena misalnya ada orang mengalami hambatan atau tidak bisa divaksin, dengan cara ini bisa divaksin, sehingga menurut saya untuk hasanah kekayaan ilmu tentang vaksin di Indonesia sangat layak,” imbuhnya.
Nur Yasin pun mengakui bahwa hingga kini Komisi IX DPR belum menerima hasil uji klinis tahap satu dari BPOM.
“Untuk hasil uji klinis tahap satu vaksin Nusantara DPR belum menerima karena menunggu rekomendasi dari BPOM uji tahap pertama. Itu tiga hari yang lalu, tapi harus diketahui Covid ini bergerak terus siapa tau,” pungkasnya.