Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan POM RI menegaskan setiap vaksin yang tiba di Indonesia selalu diuji aspek keamanan dan khasiatnya.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Badan POM Lucia Rizka Andalusia beralasan, vaksin merupakan produk high-risk dan high-technology.
Sifatnya, menurut dia, tidak stabil sehingga harus diperlakukan dengan sangat hati-hati.
"Ini berlaku untuk semua vaksin ya karena vaksin produk yang high teknologi, sifatnya tidak stabil serta perlu kita jaga mutu vaskinnya," ujar dalam dialog virtual KPCPEN, Kamis (25/3/2021).
Ia mengatakan, BPOM harus mengeluarkan sertifikat rilis sebagai syarat vaksin tersebut telah melalui pengujian dan quality control.
Baca juga: Indonesia Upayakan Lagi 120 Juta Dosis Vaksin dari Sinovac
Kemudian setelah sertifikat rilis dikeluarkan, maka Bio Farma diperbolehkan memproduksi vaksin.
"Khusus untuk setiap batch vaksin harus mendapatkan yang namanya sertifikat rilis. Pemberian sertifikat rilis ini harus melalui suatu pengujian di Badan POM dan Bio Farma melakukan quality control," terang dia.
Diketahui, hingga hari ini Bio Farma telah memproduksi sekitar 24 juta dosis vaksin, sejak kedatangan pertama bulk vaksin pada 13 Januari lalu.
Dari 24 juta vaksin Covid-19 jadi itu Bio Farma telah mendistribusikan sebanyak 17 juta dosis ke semua daerah di Indonesia.
"Kita distribusikan hampir 17 juta ya dari 24 juta yang diproduksi tapi tentu 17 juta dosis vaksin ini sudah mendapatkan lot release dari Badan POM," terang Juru Bicara Bio Farma untuk Vaksinasi Bambang Heryanto di kesempatan yang sama.