Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, stok vaksin Covid-19 di bulan April terancam habis, akibat embargo dari India.
Ia memprediksi, sisa vaksin yang ada kini akan habis sekira 15 hari ke depan.
"Di bulan April, laju penyuntikan kita sekarang udah 500 ribu per hari dan kalau kita punya cuma 7 juta itu artinya 14 hari (habis) dan sekarang sedang kita atur bagaimana vaksinasinya," ujarnya dalam diskusi, Minggu (28/3/2021).
Baca juga: Bagaimana Vaksin Selama di Bulan Ramadan Nanti? Begini Kata Epidemiolog
Budi menuturkan, jika sesuai rencana Indonesia akan menerima 11 juta dosis vaksin Covid-19 dari COVAX GAVI yang akan diterima secara bertahap hingga Mei 2021.
Dan, saat ini Indonesia memiliki stok vaksin jadi di Bio Farma hanya 7 juta dosis.
Baca juga: Bio Farma Akan Operasikan Pabrik Vaksin Covid-19 Keduanya Mulai April 2021
"Ini bulan April vaksin Sinovac cuma 7 juta. Saya pikir bisa dapat 7,5 juta (tambahan) dari COVAX, sehingga 15 juta jadi bisa untuk vaksinasi. Tapi sepertinya akan dapat cuma 1,1 juta, 10,6 juta vaksinya tertahan," ungkap mantan wakil menteri BUMN ini.
Sebelumnya Budi menyampaikan, program vaksinasi yang tengah genjar dilakukan pemerintah terkendala pasokan vaksin.
Baca juga: 1,1 Juta Vaksin AstraZeneca Telah Distribusikan ke 7 Provinsi, Terbanyak di Jatim dan Bali
Penyebabnya, India sebagai negara produsen vaksin terbesar sedang melakukan embargo, lantaran kasus Covid-19 di negara itu meningkat.
India disebut Budi, merupakan produsen untuk vaksin AstraZeneca, Novavax, maupun Pfizer.
"Ini ada berita buruk. India ini sedang naik (kasus Covid-19), karena naik India embargo vaksin eggak boleh keluar lagi vaksinnya. Enggak kirim ke COVAX GAVI, karena memang India adalah pabrik vaksin terbesar di dunia di luar Cina. Jadi Novavax, AstraZeneca, juga kabarnya Pfizer dibuat di sana," terang Budi.