News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mabes Polri Diserang Teroris

Pengamat Terorisme Sebut Serangan ke Mabes Polri Mirip Aksi Black Widow, Apa Maksudnya?

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Brimob Polri melakukan penyisiran dan penjagaan ketat usai penyerangan teroris di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021). Tribunnews/Herudin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang perempuan terduga teroris menyelinap masuk ke kompleks Markas Besar (Mabes) Polri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Rabu (31/3/2021).

Ia terlihat mengacungkan pistol saat berada di dekat kantor Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Menurut pengamat terorisme Universitas Indonesia (UI) Ridwan Habib, serangan ke Mabes Polri itu mirip dengan black widow yang bermakna janda hitam.

“Ini semacam Black Widow dalam catatan saya. Black Widow itu adalah kelompok yang melakukan serangan di Rusia. Mereka adalah janda-janda pejuang Chechnya,” ungkap Ridwan kepada Kompas TV.

Baca juga: BNPT: Teroris di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri Punya Kaitan Ideologi

Berdasarkan penelusuran Kompas TV, Black Widow mulai aktif melakukan aksinya sejak 7 Juni 2000.

Khava Barayeva, seorang sepupu komandan lapangan Chechnya bersama Luisa Magomadova melakukan bom bunuh diri di sebuah markas sementara pasukan elit OMON.

Mengutip inss.org.il, Black Widow terlibat dalam 22 serangan yang terkait dengan pemberontakan Chechnya pada periode 2000-2005.

Istilah ini muncul setelah diketahui bahwa para pelaku bertindak sebagai pembalasan dendam atas kematian suami, anak, dan saudara mereka.

Salah satu insiden akibat Black Widow yang terkenal terjadi pada 2010.

Dua orang perempuan Chechen melakukan serangan bom bunuh diri di dua stasiun metro kereta api bawah tanah di Moskwa, Russia.

Jaringan teroris Indonesia juga belajar dari cara serangan itu sejak 2018

"Ada provokasi dengan isu-isu penelanjangan penjenguk rutan dan sebagainya yang membuat jaringan mereka di luar marah dan menyerang,” kata Ridwan, Minggu (13/5/2018), dikutip dari Tribunnews.

Ridwan menilai, serangan ini berbahaya dan aparat mesti mewaspadai jaringan jamaah ansharut daulah (JAD).

“Ini serangan yang sangat serius. Tidak ada korban. Tapi secara psikologis ini sangat berbahaya karena ini simbolnya langsung Mabes Polri, 400 meter dari ruang kerja Kapolri. Kemudian, simbol yang kedua ini dilakukan wanita dan menggunakan senjata,” beber Ridwan, Rabu (31/3/2021).

>
Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini