TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Doni Monardo ungkapkan update data soal dampak bencana yang melanda pulau Nusa Tenggara Timur (NTT).
Adapun kawasan NTT yang terdampak paling parah, yakni pulau Adonara dan Kabupaten Lembata.
"Dampak paling parah yang pertama adalah Adonara dan Lembata," ungkap Doni dikutip dari siaran pers YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2021).
Data terkini, Doni menyampaikan, sejumlah 500 unit bangunan yang mengalami rusak berat.
"Bangunan yang rusak berat, baik dari Alor kemudian Lembata dan Adonara."
"Total jumlahnya mendekati 500 unit," terang Doni.
Baca juga: Presiden Perintahkan Menteri Basuki Segera Bangun Jembatan yang Putus akibat Bencana di NTB dan NTT
Baca juga: BMKG Buat Grup WA Pengungsi Korban Banjir NTT, Infokan Perkembangan Cuaca dan Peringatan Dini
Lebih lanjut, ia menerangkan lebih spesifik terkait data kerusakan bangunan di Lembata.
Di Lembata, sekitar 224 unit bangunan rusak berat, lalu yang mengalami rusak sedang ada 15 unit.
Sementara, bangunan yang mengalami rusak ringa sekitar 25 unit.
Doni menyampaikan, pada kawasa Lembata ini, terdapat 2 desa mengalami dampak paling berat.
Tepatnya, desa yang berada di bawah kaki Gunung Ile Lewotolok.
Baca juga: Presiden Minta BNPB Segera Data Lokasi Pengungsian Bencana NTB dan NTT
Baca juga: Potret Kepala BNPB Doni Monardo Tinjau Bencana Banjir Bandang NTT
"Dua desa itu menjadi terdampak paling besar ada di kaki Gunung Ile Lewotolok."
"Harusnya pemerintah daerah sudah merencanakan relokasi warga di sana, namun karena badai siklon ini, berdampak paling banyak," jelas Kepala BNPB itu.
Data Jumlah KorbanĀ