TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menginginkan lulusan Program Guru Penggerak nantinya ditargetkan menjadi para pemimpin pendidikan.
Pemimpin pendidikan tersebut misalnya wakil kepala sekolah, kepala sekolah, kepala dinas atau kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) yang memiliki kekuatan untuk mengambil kebijakan.
"Saya ingin guru penggerak menjadi kriteria pemimpin pendidikan. Bahkan, sampai menjadi pemimpin-pemimpin di dalam Kemendikbud,” ujar Nadiem melalui keterangan tertulis, Rabu (7/4/2021).
Baca juga: Nadiem Dorong Sekolah di Balikpapan Gelar PTM Setelah Vaksinasi Guru Rampung
Nadiem menekankan Program Guru Penggerak bukan program yang sekadar berisi pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) tetapi program untuk mencetak calon-calon pemimpin pendidikan di Indonesia.
"Harapan besar saya, setelah sembilan bulan program pendidikan Guru Penggerak, para guru dapat mendukung dinas pendidikan dalam memformulasikan kebijakan-kebijakan," tutur Nadiem.
"Menurut saya para calon Guru Penggerak sudah terbukti punya pemahaman dan punya batin yang berpihak kepada murid," tambah Nadiem.
Baca juga: Oknum Guru Ngaji Lecehkan Santri, Sebuah Tempat Ngaji Dibakar Massa yang Emosi
Sehingga, menurut Nadiem, seleksi menjadi Guru Penggerak pun tidak mudah.
Beberapa proses seperti tes skolastik, wawancara, hingga membuat esai harus dilalui para calon Guru Penggerak.
Bahkan, Nadiem mengatakan ketatnya seleksi Calon Guru Penggerak itu serupa dengan seleksi guru Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
"Banyak yang tanya kenapa seleksinya ketat? karena ini calon-calon pemimpin pendidikan masa depan. Makanya sangat selektif," pungkas Nadiem.