TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tahuid Saadi mengatakan bahwa pihak Kementerian Agama (Kemenag) belum bisa memastikan soal kepastian pelaksanan ibadah haji 2021.
Menurut Zainut, hanya Allah SWT dan Raja Salman yang tahu soal kepastian pelaksanan ibadah haji tersebut.
”Dari kita (pemerintah) sudah siap, tapi soal kepastian haji 2021 ini hanya Allah dan Raja Arab, Salman yang tahu,"kata Zainut dalam diskusi 4 Pilar MPR RI bertajuk 'Menanti Kepastian Pemberangkatan Haji 2021' di Media Center DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (9/4).
Baca juga: Syarat Umrah Harus Vaksin Bersertifikat WHO, Indonesia Masih Tunggu Sertifikasi Sinovac
Kendati demikian, Zainut optimistis ibadah haji 2021 akan bisa digelar mengingat saat ini pandemi Covid-19 di Arab Saudi mulai menurun.
"Apalagi kita tahu bahwa tanggal 17 Mei penerbangan ke Arab Saudi akan dibuka, nah ini menambah optimisme kita," ucap Zainut.
Zainut mengatakan, pemerintah Indonesia terus melakukan lobi-lobi ke pemerintah Saudi agar mau menyelenggarakan ibadah haji.
Apalagi dengan seluruh persiapan Indonesia yang sudah dilakukan untuk persiapan haji.
"Kita sudah melakukan seluruh persiapan bahkan bisa dikatakan hampir 100 persen. Lobi-lobi juga terus dilakukan, jadi ya harapan kami haji ini bisa terlaksana agar tak mengecewakan jemaah yang sudah menunggu untuk melakukan ibadah suci ini," ujarnya.
Baca juga: Gus Jazil Minta Pemerintah RI Lobi Arab Saudi agar Ibadah Haji Bisa Digelar Tahun Ini
Sebelumnya Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan pihaknya terus menjalin korespondensi dengan pihak Arab Saudi terkait pelaksanaan ibadah haji 2021.
Menag sedang mengupayakan agar bisa berkomunikasi langsung dengan pengganti Saleh Benten selaku menteri haji Arab Saudi.
"Kita belum komunikasi langsung dengan Arab Saudi, karena sejak Pak Saleh Benten direshuffle, kita belum mendapat akses ke menteri yang baru," tuturnya.
Ia menambahkan, sembari menunggu info resmi dari Arab Saudi, Kemenag terus menyiapkan skenario penyelenggaraan haji 1442 H/2021 M.
"Tapi kita sedang berusaha terus agar dapat akses komunikasi langsung. Selama ini kita komunikasi hanya korespondensi saja, surat menyurat," tutur Ketua Ansor itu.
Baca juga: Soal Ibadah Haji, Menag Yakin Presiden Jokowi Sudah Say Hello ke Kerajaan Saudi
Sementara itu Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Esam Abid Al Thagafi mengatakan akan ada penyesuaian di penyelenggaraan haji tahun 2021.
Esam mengatakan hal itu dilakukan pemerintah Arab Saudi untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19.
“Semua tahu bahwa kami juga masih dilanda pandemi. Arab Saudi masih menyusun regulasi yang akan sangat berbeda. Kuota akan dikurangi untuk keamanan para jamaah haji,” kata Esam saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (8/4).
Menurutnya, tahun ini pasti ada restriksi dan jumlahnya pasti akan dikurangi, karena yang paling diutamakan adalah keselamatan dan kesehatan para jamaah haji dari mulai keberangkatan hingga kembali ke negara asal.
Esam juga mengatakan, sebagai negara dengan jumlah penganut muslim terbesar, jamaah haji asal Indonesia akan diprioritaskan untuk boleh menunaikan haji pada tahun ini walaupun dalam jumlah terbatas.
Baca juga: Menkes Khawatirkan Pemerintah Saudi Tentukan Jenis Vaksin Tertentu bagi Calon Jamaah Haji
Namun Esam belum bisa mengatakan seberapa jauh restriksi tersebut dan seberapa besar kuota yang akan diberikan untuk Indonesia.
“Kami harus memastikan keamanan pergerakan jamaah dari satu tempat ke tempat lain, sosial distancing, dan keselamatan para jamaah haji itu sendiri. Dan yang paling penting juga kembali ke negara asal dengan sehat,” lanjutnya.
Ia juga membeberkan rencana pemerintah Arab Saudi menambah kuota jamaah haji secara berangsur-angsur hingga mencapai 10 juta di tahun 2030.
Visa yang akan diberikan kepada jamaah haji dan umroh juga bukan hanya visa agama untuk beribadah, tapi juga untuk turis, karena Arab Saudi juga sudah banyak membangun infrastruktur baru.
Pemerintah Saudi juga membangun kota baru bernama Neom yang dibangun khusus pariwisata sehingga akan ada banyak dimensi yang akan terbuka dalam hubungan RI – Saudi, terutama dalam urusan investasi dan pariwisata.
“Di isu ini akan ada penyesuaian secara total. Karena ini tidak hanya tentang kunjungan keagamaan tapi juga tentang pariwisata. Jadi kementerian pariwisata (Saudi) akan mengurus bagian regulasi dan tentu Insya Allah sesegera mungkin akan ada banyak perubahan,” ujarnya.(tribun network/mam/ras/dod)