Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hampir dipastikan umat islam di Indonesia akan memulai ibadah puasa ramadhan pada 13 April 2021.
Untuk memastikan awal 1 Ramadhan 1442 Hijriah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut serta membantu memantau pergerakan hilal atau bulan sebagai penandanya masuknya bulan puasa.
BMKG telah menetapkan 34 titik lokasi untuk melihat hilal sebagai penentu awal bulan Ramadan 1442 H. Sebagaimana diketahui, pemerintah menggunakan metode ruyatul hilal atau memantau langsung pergerakan bulan di beberapa titik strategis dan memiliki ketinggian dan visibilitas yang memungkinkan untuk melakukan pantauan hilal.
Baca juga: Apa Itu Hilal? Ini Pengertian hingga Penetapan Hilal dalam Ketentuan Islam
Peristiwa konjungsi geosentrik atau konjungsi itjima' diprediksi terjadi pada hari Senin, 12 April 2021 pukul 09.30 WIB atau pukul 10.30 WITA atau pukul 11.30 WIT. Fenomena alam itu terjadi saat nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 22, 412 derajat.
Sementara itu, periode sinodis Bulan terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang yaitu 29 hari 16 jam 10 menit.
Lalu waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizontal teramati. Di wilayah Indonesia tanggal 12 April 2021, waktu Matahari terbenam paling awal pukul 17.37 WIT di Merauke, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah 18.46 WIB di Sabang, Aceh.
"Dengan memerhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 12 April 2021 di wilayah Indonesia," tulis BMKG dalam siaran persnya terkait pemantauan hilal pada 1 April 2021 lalu.
Baca juga: Sidang Isbat Awal Ramadhan 1442 H Akan Digelar Senin 12 April 2021, Ini Daftar Lokasi Pantau Hilal
Merujuk pada penjelasan BMKG itu, secara astronomis rukyatul hilal menjadi penentu awal bulan Ramadan 1442 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam tanggal 12 April 2021.
Sementara bagi yang menerapkan hisab atau yang sudah menentukan awal ramadhan jauh hari, dalam penentuan awal bulan Ramadan 1442 H, perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 12 April 2021 tersebut.
BMKG sudah menetapkan kriteria yang masusk kategori hilal untuk awal ramadhan dan syawal. Bahwa kriteria ketinggian hilal untuk pengamatan di antara 60 derajat Lintang Utara sampai 60 derajat Lintang Selatan saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada tanggal 12 April 2021.
Artinya, jika pada Senin 12 April besok sudah terlihat bulan dengan kriteria 60 derajat Lintang Utara sampai 60 derajat Lintang Selatan saat Matahari terbenam, maka dapat dipastikan 13 April 2021 adalah 1 Ramadhan.
Tinggi hilal sendiri adalah besar sudut yang dinyatakan dari posisi proyeksi Bulan di horizon teramati hingga ke posisi pusat piringan Bulan berada.
Untuk posisi tinggi hilal positif berarti hilal berada di atas horizon pada saat Matahari terbenam. Sementara tinggi hilal negatif berarti hilal berada di bawah horizon pada saat Matahari terbenam yang artinya akan digenapkan satu hari lagi untuk penanda awal puasa.
Secara umum, hilal di Indonesia biasanya terjadi Matahari terbenam. Artinya jika demikian pada 12 April 2021 besok hilal berkisar antara 2,62 derajat di Jayapura, Papua sampai dengan
3,66 derajat di Tua Pejat, Sumatra Barat.
BMKG sebagai institusi pemerintah berdasarkan UU No 31 Tahun 2009 tentang MKG memiliki tugas dan fungsi yang salah satunya adalah memberikan pelayanan data tanda waktu dalam penentuan awal bulan Hijriah, termasuk bulan Ramadhan.
Pemantauan hilal akan dilakukan di masing-masing Ibu Kota 34 Provinsi di Indonesia. Sementara hasil ruyatul hilal akan diumumkan melalui sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1442 H oleh Kementerian Agama yang akan digelar besok, Senin (12/4/2021).