News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Raya Galungan

Apa Itu Hari Raya Galungan? Berikut Sejarah, Makna dan Perayaannya

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah Umat Hindu melakukan sembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnata, Plumbon, Banguntapan, Bantul,DI Yogyakarta, Rabu (7/9/2016). Simak sejarah, makna dan perayaan Hari Raya Galungan.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini sejarah, makna dan perayaan Hari Raya Galungan.

Tepat pada hari ini, Rabu 14 April 2021, umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan.

Galungan merupakan hari raya suci agama Hindu.

Lantas, apa itu Hari Raya Galungan?

Dikutip dari dentim.denpasarkota.go.id, Galungan merupakan Hari Raya Suci Agama Hindu yang jatuh setiap 6 bulan sekali atau berdasarkan pawukon Buda Kliwon Dungulan.

Hari Raya Galungan merupakan hari di mana kemenangan Dharma melawan Adharma.

Para Umat Hindu juga biasanya memasang Penjor sehari sebelum Galungan atau tepatnya pada Penampahan Galungan.

Baca juga: 10 Fakta Hari Raya Galungan yang Juga Dirayakan Umat Hindu di Tengger dan India

Baca juga: 8 Kuliner Khas Bali yang Dihidangkan saat Perayaan Galungan

Penjor adalah simbol dari Naga Basukih, di mana Basukih berarti kemakmuran atau kesejahteraan.

Memasang Penjor pada Hari Raya Galungan yang berarti sebagai wujud rasa Bakti dan rasa terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala kemakmuran dan kesejahteraan yang telah diberikanNya.

Setelah Hari Raya Galungan, umat Hindu juga merayakan Hari Raya Kuningan 10 hari setelah Galungan, tepatnya pada hari Saniscara Kliwon Kuningan.

Di Hari Raya Kuningan ini, kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus bisa berintropeksi dan berjanji untuk menjadikan diri kita lebih baik dan juga bisa mengalahkan sifat Adharma yang ada pada diri kita, Svaha.

Makna Hari Raya Galungan

Dikutip dari Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, Hari Raya Galungan mempunyai makna memperingati kemenangan Dharma melawan Adharma.

Secara rohani, manusia mengendalikan hawa nafsu yang sifatnya mengganggu ketentraman batin yang nantinya berekpresi dalam kegiatan sehari-hari, baik secara individu maupun kelompok.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini