News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemindahan Ibu Kota Negara

Demokrat: Orang Sekeliling Presiden Tak Memberi Masukan Objektif Terkait Persoalan Masyarakat

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kiri), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (dua kiri), Sekretaris Kabinet Pramono Anung (tiga kiri), dan Mendagri Tito Karnavian (dua kanan) berbincang saat meninjau progres persiapan pembangunan Ibu Kota baru di kawasan Kelurahan Pemaluan, Sepaku, Penajam Paser Utara, Selasa (17/12/2019). Hari ini Presiden Jokowi meresmikan beroperasinya Tol Balikpapan-Samarinda yang akan menjadi jalur penghubung utama menuju Ibu Kota baru RI. TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron menyoroti cara pemerintah dalam menangani pandemiĀ  Covid-19 dan terutama dampaknya terhadap perekonomian bangsa.

Menurutnya saat krisis yang muncul akibat pandemi, pemerintah seharusnya lebih fokus penanganan Covid-19 dan membantu perekonomian masyarakat yang makin hari kian menjerit.

Bukan malah memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan yang membutuhkan biaya yang sangat besar.

Baca juga: DPR RI Mulai Lagi Membahas Rancangan UU Ibu Kota Baru

Hal itu disampaikannya dalam diskusi daring bertajuk 'Pemindahan Ibu Kota, Pemulihan Ekonomi dan Penanganan Covid-19, Mana yang Lebih Prioritas?' yang diadakan pada Jumat (16/4/2021).

"Boleh jadi orang di sekeliling presiden yang memberikan masukan tidak secara objektif melihat kondisi masyarakat saat ini," kata Herman.

Berdasarkan pengalamannya turun ke lapangan, Herman melihat bahwa kegiatan perekonomian masyarakat semakin lesu.

Bahkan, tak sedikit warga yang menjual rumahnya untuk bisa bertahan hidup.

"Ini ironis, hal-hal yang sederhana kasat mata yang mudah kita cerna. Sebetulnya kita dalam situasi kesulitan besar, seperti ada api besar dengan asap yang besar. Kita ingin asapnya hilang tetapi apinya tidak pernah bisa kita padamkan sampai saat ini," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini