News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibu Kota Baru

Ibu Kota Pindah, Bangunan Bersejarah di Jakarta Berpotensi Ditukar Guling, Emil Salim Merasa Ngeri

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana para pengunjung menikmati hari pertama dibukanya umum setelah ditutup selama 1 tahun karena Pandemi Covid-19 di Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat, Selasa (30/3/3/2021). Taman Fatahillah yang buka kembali mulai pukul 09.00 -17.30 yang kemudian ditutup kembali untuk umum. Bagi para pengunjung wajib melaksanakan protokol kesehatan 3M dan di awasi oleh petugas keamanam. (WARTAKOTA/Henry Lopulalan)

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Senior, Emil Salim khawatir pemindahan ibukota negara (IKN) ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur membuat gedung - gedung sarat sejarah di Jakarta beralih fungsi dan kepemilikannya ke pihak swasta.

Selain itu kata Emil, karakter ibu kota saat ini yang penuh dengan nilai historis perjuangan Indonesia, akan lenyap demi ibu kota baru yang tak punya sejarah apa - apa.

Hal ini disampaikan Emil dalam diskusi virtual, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: Partai Demokrat Ingatkan Pemerintah Prioritaskan Urus Pandemi, Baru Bicara Pemindahan Ibu Kota

Baca juga: Ibu Kota Negara Pindah ke Kaltim, Emil Salim: Ngeri, Gedung Kemenkeu Bisa Jadi Mal

"Swasta menguasai gedung - gedung itu, maka apa yang berubah? Karekter ibu kota Jakarta yang jadi ibu kota proklamasi, historis, tempat Indonesia merumuskan undang - undang dasarnya di Gedung Proklamasi.

Semua ini hilang, habis menjadi barang, gedung komersial demi ibu kota negara baru yang tidak punya sejarah," ungkap Emil.

Ekonom senior Emil Salim (/ tangkap layar)

Dengan demikian ia merasa biaya terbesar pemindahan ibu kota negara berada pada historical cost, alias nilai sejarah yang harus dikorbankan.

Jakarta akan segera berubah karakternya, dari kota sejarah menjadi kota sentra komersial.

"Maka cost terbesar adalah historical cost dari ibu kota proklamasi, dari sejak Budi Utomo, Jakarta akan hilang, lenyap, akan ditukar gulingkan menjadi sentra komersial. Ngeri saya melihat hal ini," kata Emil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini