TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Program Pelajar Berkreasi Mentari Group Natalina Rimba menyatakan keprihatinan terhadap kondisi para pelajar Indonesia.
Lebih dari satu tahun, pelajar Indonesia harus menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19.
"Kita sedang berjuang meningkatkan kompetensi pelajar. Pada PISA 2018, posisi pelajar Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara lain, yaitu urutan ke-72 dari 79 negara," ujar Natalina dalam diskusi webinar, Sabtu (17/4/2021).
Baca juga: Kak Seto Ungkap Penyebab Anak Mudah Terpapar Terorisme
Natalina mengatakan para pelajar rentan kecanduan gawai selama pandemi Covid-19.
Hal ini dapat menyebabkan learning loss pada para siswa di Indonesia.
"Namun di kondisi pandemi, tantangan justru semakin bertambah. Pelajar rentan sekali kecanduan gawai. Bahkan berdasarkan laporan Kemendikbud RI, learning loss sudah benar-benar terjadi," ungkap Natalina.
Sementara itu, founder Kamar Kata-Kata Reda Gaudiamo menyebutkan pentingnya peran oran tua dan sekolah untuk memberikan kompetensi utama dan mengembangkan karakter anak sejak usia dini.
"Lebih mudah membangun anak-anak menjadi kuat daripada memperbaiki para orang dewasa. Maka, lakukanlah sekarang," ucap Reda.
Baca juga: Seorang Pelajar Tewas Dikeroyok Empat Remaja di Sukabumi, Pemicunya Saling Ejek di Media Sosial
Dirinya memaparkan beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan oleh orangtua dan sekolah dalam meningkatkan kompetensi dan karakter anak.
Mentari Group menghadirkan Pelajar Berkreasi untuk menjawab tantangan pelajar Indonesia masa kini sekaligus menyediakan panggung untuk mereka.
Program ini merupakan seri perlombaan yang mendukung pelajar di seluruh Indonesia untuk mengasah kemampuan literasi, numerasi, karakter, dan
kreativitas.
Pelajar Berkreasi diadakan pada Maret-Oktober 2021, dan akan menjadi kegiatan tahunan.
Kegiatan dirancang sesuai kebutuhan pelajar saat ini, yaitu menjawab tantangan Asesmen Kompetensi Minimum yang fokus pada Literasi, Numerasi, Karakter.