TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Desa Majangtengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis, (29/4/ 2021).
Desa tersebut merupakan salah satu lokasi terdampak gempa Magnitudo 6,1 yang mengguncang wilayah Jawa Timur pada Sabtu, 10 April 2021 lalu.
"Sore hari ini saya berada di Desa Majangtengah, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur untuk meninjau gempa yang terjadi beberapa hari yang lalu," ujar Presiden dalam keterangannya seusai peninjauan.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, Presiden menyebut bahwa sebanyak 1.716 rumah di Kabupaten Malang mengalami kerusakan, baik rusak berat, sedang, maupun ringan, akibat gempa tersebut.
Untuk itu, pemerintah akan memberikan bantuan bagi warga untuk merekonstruksi rumahnya yang rusak.
"Semuanya nanti akan dibantu dari pemerintah, yang (rusak) berat akan dibantu Rp50 juta, yang (rusak) sedang dibantu Rp25 (juta), dan yang (rusak) ringan dibantu Rp10 juta. Kita harapkan nanti bisa segera dilaksanakan rekonstruksi," katanya.
Sementara itu, untuk fasilitas umum yang mengalami kerusakan, Presiden menyebut bahwa hal tersebut akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Presiden pun berharap kehidupan warga bisa segera kembali normal.
Baca juga: Ringankan Beban Masyarakat Terdampak Gempa Bumi di Malang, Kementerian PUPR Kirimkan Bantuan
"Saya kira kita ingin agar kehidupan bisa normal kembali dan kita harapkan kita semuanya nanti ke sini, ke Kabupaten Malang, semuanya sudah segera dimulai dikerjakan dalam bulan-bulan Mei ini," katanya.
Untuk diketahui, Presiden tiba di lokasi sekitar pukul 13.15 WIB dan langsung menyimak pemaparan panel. Presiden kemudian meninjau tenda trauma healing yang disiapkan bagi para warga terdampak.
Kepala Negara juga menyempatkan berinteraksi dengan sejumlah warga di hunian sementara yang didirikan warga di atas reruntuhan rumahnya.
Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan lokasi terdampak gempa antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.