TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Gerindra menanggapi santai survei terbaru dari Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) terkait preferensi politik Pemilu 2024.
Dalam survei itu, Partai Gerinda mengalami penurunan elektabilitas dari posisi kedua menjadi ketiga dibawah Partai Demokrat.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, survei selalu mengalami fluktuasi karena memang masih dinamis.
"Oh enggak apa-apa, itu kan biasa di survei kan terus menerus mengalami situasi naik turun seperti itu. Bahkan jadi itu sesuatu yang biasa," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/5/2021).
Muzani mengungkapkan, pihaknya tidak terlalu menjadikan persoalan serius hanya karena disalip oleh Partai Demokrat.
Meski begitu, Partai Gerindra akan tetap menjadikan setiap hasil survei untuk evaluasi partai.
"Enggak, enggak (menjadi persoalan serius Gerindra). Saya juga pengen liat itu apa penyebabnya, tapi saya harus pelajari. Tapi kami menganggapnya sebagai sebuah hal yang juga harus jadi perhatian kami di partai supaya partai mengalami perbaikan-perbaikan gerakan," ucapnya.
Pasalnya, lanjut Muzani, survei di internal Partai Gerindra sendiri masih belum menunjukkan anjloknya elektabilitas partai alias masih aman-aman saja.
"Masih oke, survei kami masih oke. Tapi semua survei kami menganggapnya positif," pungkas Muzani.
Baca juga: Soal Survei LP3ES, Politikus Demokrat: Ini Hasil Ujian Kenaikan Kelas Demokrat yang Diterpa Prahara
Dalam survei LP3ES terkait kontestasi Parpol menjelang 2024, PDIP menjadi partai yang banyak dipilih, sedangkan Partai Demokrat naik ke posisi kedua mengungguli Partai Gerindra.
Diberitakan sebelumnya, Kejutan muncul dari hasil survei Lembaga Pendidikan, Penelitian, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).
Elektabilitas berdasarkan LP3ES melejit dan bertengger di rangking kedua setelah PDI Perjuangan yang memiliki elektabilitas 24%. Partai Demokrat elektabilitasnya 11,2%.
Berikutnya menyusul berturut-turut Partai Gerindra dengan elektablitas 9% dan Partai Golkar dengan elektabilitas 7,4%.