News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kuliner Bipang Ambawang

Politisi PDIP Kritik Mendag soal Bipang Ambawang: Apa Niatnya Ingin Diskreditkan Presiden?

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski Menteri Perdagangan M Lutfi sudah meminta maaf terkait video promosi kuliner mudik khas daerah di Indonesia namun Politisi PDI Perjuangan, Mufti Anam memberikan beberapa catatan terkait hal tersebut.

Menurutnya, jika video promosi kuliner yang menyebut nama makanan khas Kalimantan “bipang ambawang” adalah dalam rangka Hari Bangga Buatan Indonesia, seharusnya konteks pembicaraan tidak disangkutkan dengan mudik.

“Presiden Jokowi adalah pecinta kuliner lokal, pecinta UMKM. Tapi tentu beliau tidak hafal nama puluhan ribu jenis kuliner di tanah air. Mendag Lutfi mestinya paham kalau mau bikin gerakan seperti itu, jangan malah bekerja tidak teliti sehingga membuat Pak Jokowi terpojok,” ujar Mufti dalam pernyataan yang diterima Tribunnews.com, Sabtu (8/5/2021).

Baca juga: Mendag Minta Maaf, Video Promosi Kuliner Jokowi Picu Kesalahpahaman 

Mufti mengatakan, evaluasi menyeluruh diperlukan terhadap kinerja Kementerian Perdagangan.

Ia juga mempertanyakan langkah teknis sebelum penayangan video promosi kuliner nusantara tersebut.

"Kenapa tidak dicek script-nya, kenapa tidak dicek sebelum dipublikasikan? Apa ada maksud ingin mendiskreditkan Presiden?" kata Mufti.

Anggota Komisi VI DPR ini juga mencermati kinerja Menteri Perdagangan M Lutfi.

Mendag disebut Mufti beberapa kali keliru dalam memberikan masukan ke Presiden.

“Mulai dari benci produk asing sampai bipang ambawang yang viral di seluruh Indonesia, dan sampai jadi perbincangan di kalangan tokoh-tokoh agama di desa-desa di dapil saya,” ujar Mufti yang berasal dari daerah pemilihan Pasuruan-Probolinggo ini.

Menurut Mufti, kinerja Mendag Lutfi “diuntungkan” dengan situasi pandemi di mana daya beli rakyat sedang tidak prima, sehingga membuat fluktuasi harga relatif terkendali saat bulan Ramadan dan jelang Lebaran.

Tercatat hanya daging sapi yang kini harganya relatif berfluktuasi.

“Tapi ingat, stabilitas harga bahan pokok saat ini bukan karena kinerja Mendag, tapi memang daya beli sedang susut,” pungkas Mufti.

Sebelumnya, Presiden Jokowi ajak masyarakat Indonesia untuk belanja online menjelang lebaran saat ini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini