Laporan wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi lingkungan hidup, Daniel Johan angkat bicara mengenai rencana Jepang membuang satu juta ton air limbah pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut.
Menurut Daniel Johan, rencana Jepang tersebut merupakan sesuatu yang berbahaya.
Untuk itu, ia meminta Pemerintah Indonesia merespons rencana tersebut dengan melayangkan nota protes keberatan.
"Bahaya ini, harus serius direspon pemerintah dan langsung melayangkan nota protes keberatan,” kata Daniel kepada wartawan, Senin (10/5/2021).
Politikus PKB tersebut khawatir jika rencana Jepang tersebut dilakukan ikan-ikan dan mahkuk hidup lainnya di laut akan tercemar limbah nuklir.
Baca juga: Gubernur Fukui Jepang Setujui Operasi Kembali 3 Reaktor Nuklir di Takahama dan Mihama
Bahkan dikhawatirkan limbah nuklir tersebut akan membahayakan kesehatan masyarakat.
“Nanti ikan-ikan tangkapan sumber pangan yang dikonsumsi bisa tercemar dan membahayakan kesehatan masyarakat,” kata Daniel.
Diketahui, rencana Jepang membuang limbah nuklir tersebut pun mendapatkan penolakan dari negara tetangganya seperti China dan Korea Selatan.
Baca juga: Korea Selatan dan AS Beda Sikap Soal Rencana Pembuangan Air Kontaminasi Pembangkit Nuklir Fukushima
Tiongkok menyebut keputusan Jepang untuk melakukan hal tersebut "sangat tidak bertanggung jawab".
Mengutip Reuters, Jepang berargumen bahwa pelepasan air kontaminasi ke laut diperlukan guna melanjutkan proses dekomisioning (kegiatan untuk menutup fasilitas dan memulihkan kondisi lingkungan sekitar fasilitas-Red) kompleks pabrik, setelah lumpuh akibat gempa bumi dan tsunami 2011 lalu.
Hampir 1,3 juta ton air yang terkontaminasi, atau cukup untuk mengisi sekira 500 kolam renang ukuran olimpiade.
Air kontaminasi tersebut disimpan dalam tangki besar di pabrik Fukushima Daiichi dengan biaya tahunan sekira 912,66 juta dolar Amerika dan ruang hampir habis.
Baca juga: Jepang akan Lepaskan 1 Juta Ton Air Kontaminasi Olahan Pembangkit Nuklir Fukushima ke Laut
"Melepaskan air olahan adalah tugas yang tidak dapat dihindari," ucap Perdana Menteri Yoshihide Suga.
Suga menerangkan bahwa proses tersebut akan memakan waktu puluhan tahun untuk diselesaikan.
Keputusan itu diambil sekira tiga bulan sebelum Olimpiade Tokyo yang ditunda, dengan beberapa acara akan diadakan sedekat 60 kilometer dari pabrik yang rusak.
Diketahui, rencana Jepang ini mendapat dukungan dari IAEA yang mengatakan pelepasan itu mirip proses pembuangan air limbah dari PLTN di tempat lain di dunia.
Air yang mengandung tritium sebenarnya secara rutin dilepaskan dari pembangkit nuklir di seluruh dunia, karena tidak mengeluarkan energi yang cukup untuk menembus kulit manusia dan dianggap relatif tidak berbahaya.
Limbah cair sebanyak lebih dari 1 juta ton tersebut berasal dari air pendingin reaktor, air hujan, dan tanah yang merembes setiap hari dan hanya menyisakan tritium, isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan dari air.