Pola yang sudah dikembangkan itu diberinya warna-warna baru yang cerah, bukan hanya coklat, biru dan putih kekuningan seperti yang lazim dijumpai pada batik Solo-Yogya.
Dan lahirlah yang disebut Batik Indonesia.
Staf Ahli Kebudayaan Bung Karno
Go Tik Swan pun juga membangun sebuah Art Gallery Keraton, kini dikenal dengan Museum Keraton Surakarta.
Dirinya membangun Museum Keraton Surakarta bersama dengan KGPH Hadiwijaya satu di antara putra dari Pakubowono X.
Baca juga: Google Wacanakan Konsep Masa Depan yang Lebih Sederhana dan Aman Tanpa Sandi
Tidak hanya memahami batik saja, Go Tik Swan juga ikut mendalami sastra dan tarian-tarian yang ada di Jawa.
Hingga akhirnya terdapat momen dirinya membawakan tarian Jawa di hadapan Presiden Soekarno.
Dikutip dari TribunTravel.com, tarian yang ia bawakan saat itu adalah Tari Gambir Anom yang menjadi tarian klasik Jawa dengan gaya Solo.
Inilah yang menjadi awal perkenalan Bung Karno dengan Go Tik Swan, yang kemudian menjadikannya sebagai staf ahli kebudayaan.
Sepak terjangnya dalam pelestarian budaya dan kesenian Indonesia juga membawanya untuk mendapatkan banyak penghargaan.
Go Tik Swan mendapatkan gelar dari Soekarno sebagai Satya Lencana Kebudayaan.
Ia juga diangkat menjadi Bupati Anom dengan gelar Raden Tumenggung oleh Pakubuwono XII.
Bahkan Ia juga mendapatkan gelar Panembahan, gelar tersebut menjadi gelar tertinggi yang ada di jawa.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunTravel.com/Ayu Miftakhul Husna)