News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Israel Serang Jalur Gaza

Serangan Israel Sasar Perempuan dan Anak, PKS : Ini Kejahatan Kemanusiaan

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Enam anak-anak Palestina tewas oleh serangan brutal jet tempur Israel di Kamp Al-Shati di Gaza.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga Kurniasih Mufidayati mengutuk keras serangan Israel ke Palestina yang turut menjadikan perempuan dan anak sebagai korban jiwa.

Bahkan sejumlah keluarga kehilangan tempat tinggal.

Hingga hari ketujuh serangan Israel ke Gaza Palestina, dilaporkan 192 orang meninggal, 58 diantaranya anak-anak dan 34 adalah perempuan. Sementara dilaporkan lebih dari 1.200 luka.

Mufida menegaskan serangan terhadap perempuan dan anak warga sipil (non combatant) jelas melanggar Konvensi Jenewa 1949. 

Sehingga banyaknya jatuh korban jiwa sipil termasuk perempuan dan anak-anak sudah merupakan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan.

"Berkali-kali dalam serangan ke Gaza yang jatuh korban adalah warga sipil termasuk di antaranya perempuan dan anak-anak. Ini jelas kejahatan kemanusiaan, namun ironinya seluruh dunia tidak ada yang bisa membawa Israel mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujar Mufida, kepada wartawan, Senin (17/5/2021).

Pada serangan kali ini, anggota Komisi IX DPR RI ini menilai kekejamannya jauh lebih menyayat hati.

Ada satu keluarga yang wafat karena satu rumah hancur, ada bayi yang jadi korban.

Tak ada lagi sedikitpun rasa kemanusiaan.

"Serangan ini sengaja terus dilancarkan bahkan pada saat Ramadhan dan Hari Raya. Bayangkan anak-anak yang berhak mendapatkan pengalaman bahagia saat hari Idulfitri, justru harus berhadapan dengan serangan brutal Israel," tutur Mufida.

Mufida menyebut perjuangan kaum ibu dan perempuan di Palestina juga berlipat ganda pada saat serangan terjadi. 

Menurutnya, para ibu pada saat serangan pasti mengalami kondisi mencekam tapi di saat bersamaan harus tetap menenangkan anak-anak.

Terlebih sebelumnya, Palestina juga harus berjuang menghadapi Pandemi Covid-19 dengan berbagai keterbatasan dan kesulitannya.

Apalagi kaum perempuan adalah salah satu yang rentan terpapar Covid-19. 

"Kami mendapat cerita dari kolega di Palestina bagaimana kaum ibu tidak bisa istirahat, tetap di rumah dengan suasana mencekam. Tapi pada saat Idul Fitri harus tetap memberikan hiburan bagi anak-anaknya agar situasi ini tidak menimbulkan trauma. Mereka berjuang sendirian di rumah-rumah," ungkap dia.

"Sungguh para Ibu di Palestine adalah ibu ibu yang tangguh. Tetap tegar menghadapi situasi buruk serangan kejam. Bahkan tersenyum bahagia jika putranya syahid di medan perang. Betapa mulia derajat kaum perempuan dan ibu di Paletina. Semoga semakin menguat pembelaan dunia untuk Palestina," pungkas Mufida. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini