Setelah menyatakan hasratnya untuk kembali ke kampung halamannya, tangis Syawal lalu pecah.
Dirinya kembali membeberkan kekerasan yang dialaminya saat berada di Dinas Sosial.
"Orang tua saya saja enggak berani mukulin saya. Kenapa orang lain berani," kata Syawal sambil menangis tersedu-sedu.
"Saya enggak terima di Kedoya. Saya dijitak, rambut saya dijapit, dirobekin. Orang Kedoya banyak dipukulin nangis," tambah Syawal semakin kencang tangisnya.
Baca juga: Potret Beragam Spanduk Warga Tolak Pemudik Tanpa Swab dan Isolasi Madiri di Jabotabek
Risma lalu mencoba menenangkan Syawal.
Dirinya berjanji bahwa Syawal tidak akan mendapatkan kekerasan lagi dari pihak manapun.
"Aku ndak akan mukuli kamu," ucap Risma.
Sementara itu, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos Harry Hikmat menduga Syawal mengalami trauma akibat kekerasan yang dialaminya.
"Secara mental dia agak trauma ya, dengan kejadian masa lalu pernah mendapatkan kekerasan dari Satpol PP. Sempat dibawa ke Kedoya. Mungkin dulu seperti itu," ucap Harry.
Kedua tunawisma tersebut lalu dites swab antigen sebelum diberangkatkan ke kampung halamannya masing-masing.