TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat dihebohkan adanya dugaan data 279 juta penduduk Indonesia yang bocor di internet.
Kabar itu pertama kali terungkap dari cuitan milik akun Twitter, @ndagels, Kamis (20/5/2021).
Data tersebut dijual pada laman Raid Forums, dengan nama penjual Kotz.
"Hayoloh kenapa enggak rame ini data 279 juta penduduk indonesia bocor dan dijual dan bahkan data orang yg udah meninggal, kira - kira dari instansi mana?," tulis cuitan itu.
Pada cuitan itu ditampilkan, data informasi yang bocor, yakni dari nama, alamat, telefon, email hingga Nomor Induk Kependudukan (NIK) KTP.
Baca juga: 67.000 Data Pelanggan dari 5.700 Kantor Pos di Jepang Hilang
Sementara itu, pengguna akun Twitter @Br__Aam mengungkap nominal biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat data penduduk itu.
Diduga, data 279 penduduk Indoneia itu dijual dengan harga 0,15 bitcoin atau kurang lebih Rp 84 Juta.
Menanggapi hal itu, Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil, Zudan Arif Fakrulloh angkat suara.
Ia menyebut, nama user yang mengiklankan data tersebut adalah Kotz.
"Pada iklan di website tersebut yang bersangkutan memberikan link sample data individu yang bisa di download sebagai sampel data."
"Data yang sudah di download berbentuk file CSV (comma separated value) dan setelah di import berjumlah 1000.000 rows," kata Dirjen Zudan Arif Fakrulloh (ZAF), dikutip dari laman Dukcapil, Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Akhir Bulan Ini, RI Kedatangan 16 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Covid-19 dari Sinovac
Menurut penelusuran tim analisisnya, diperoleh struktur data pada data bocor ini antara lain: PSNOKA, PSNOKALAMA, PSNOKALAMA2, NAMA, NMCETAK, JENKEL, AGAMA, TMPLHR, TGLLHR, FLAGTANGGUNGAN, NOHP, NIK, NOKTP, TMT, TAT, NPWP, EMAIL, NOKA, KDHUBKEL, KDSTAWIN, KDNEGARA, KDGOLDARAH, KDSTATUSPST, KDKANTOR, TSINPUT, TSUPDATE, USERINPUT, USERUPDATE, TSSTATUS, DAFTAR.
Sehingga, ia memastikan dari struktur itu dapat simpulkan, data yang bocor tidak bersumber dari pihaknya.
"Berdasarkan poin 4, dari struktur dan pola datanya, saya memastikan itu bukan data yang bersumber dari Dukcapil. Karena struktur data di Dukcapil tidak seperti itu."