TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terancam tidak akan mendapatkan dukungan dari PDI Perjuangan (PDIP) untuk maju menjadi calon presiden (Capres) pada pemilu 2024 mendatang.
Hal itu menyusul renggangnya hubungan PDIP dengan Ganjar yang terkuak belakangan ini.
Meski demikian, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin berharap Ganjar dapat terus memperjuangkan cita-cita dan niatnya untuk maju dalam pemilu.
Menurut Ujang, memberikan kinerja yang baik sebagai gubernur dapat menjadi modal Ganjar menatap 2024 meski tanpa PDIP.
"Yang harus dilakukan Ganjar, terus jalan saja dengan niatnya."
"Masa iya punya cita-cita nyapres tak boleh. Maju terus pantang mundur saja," kata Ujang, kepada Tribunnews.com.
Lebih lanjut, Ujang berharap, niat dan cita-cita Ganjar untuk jadi calon presiden tidak boleh hilang, meski berujung bakal dikucilkan PDIP.
"Walaupun ujung-ujungnya akan dikucilkan PDIP."
Baca juga: Pengamat: Kecil Peluang Ganjar Pranowo Diusung PDIP Jadi Capres, Mungkin Bisa Lewat Partai Lain
Baca juga: Puan Maharani Beri Arahan Kader PDIP Se-Jateng, Ganjar Pranowo Tak Diundang
"Berkinerja baik sebagai Gubernur, itu akan jadi modal untuk naikkan elektabilitas," terang Ujang.
Ujang menilai, kecil peluang Ganjar maju menjadi calon presiden (Capres) pada pemilu 2024 melalui PDI Perjuangan (PDIP).
Hal itu dikarenakan renggangnya hubungan Ganjar dan PDIP.
Kerenggan tersebut terlihat setelah Ganjar Pranowo tidak diundang ke acara PDIP di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5/2021) lalu.
Menurut Ujang, jalan Ganjar menjadi Capres terganjal putri mahkota PDIP yaitu Puan Maharani, yang notabene merupakan putri dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Kecil peluang Ganjar bisa dicapreskan oleh PDIP, karena PDIP punya putri mahkota," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (23/5/2021).