Padahal saat itu Jokowi dianggap layak untuk diusung menjadi salah satu calon pemimpin Indonesia mendatang.
Dalam sejumlah survei, elektabilitas Jokowi berada di urutan atas, lebih tinggi dari politisi senior seperti Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie alias Ical, Megawati Soekarnoputri, Wiranto, hingga Jusuf Kalla.
Meskipun pada akhirnya PDIP secara resmi mencalonkan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.
Hingga akhirnya terpilih jadi presiden Indonesia dua periode.
Kini dialami Ganjar
Nasib serupa dialami Ganjar Pranowo.
Hasil survei sejumlah lembaga survei menempatkan Ganjar pada posisi tiga besar capres 2024.
Namun nasib berkata lain.
Dia tak diundang acara besar PDIP di Semarang Jawa Tengah.
Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto mengatakan, dalam acara itu seluruh kepala daerah di Jawa Tengah diundang untuk mengikuti acara.
Namun demikian, khusus untuk Ganjar Pranowo dikecualikan. Alasannya, karena langkahnya dianggap berseberangan dalam perihal pencapresan dengan PDI-P.
"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter," katanya kepada wartawan usai acara pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya di kantor DPD PDIP Jawa Tengah, Panti Marhen, Semarang, Sabtu (22/5/2021) malam.
Bambang yang merupakan Ketua DPD PDI-P Jateng tersebut menilai langkah Ganjar yang terlalu berambisi untuk mencalonkan diri sebagai presiden itu tidak baik.
Pasalnya, hingga sekarang belum ada arahan dari partai untuk menentukan sikap dalam Pemilu 2024 mendatang.