TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani dinilai masih pantas diusung sebagai calon presiden dibanding Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menyebut, hasil survei mengenai elektabilitas Puan yang cenderung rendah bukanlah jaminan karena bisa berubah.
Menurut Emrus, hasil survei yang menunjukkan rendahnya elektabilitas Puan bukan menjadi patokan. Karena, hasil survei bisa berubah secara dinamis.
"Kalau elektabilitas jadi pegangan kita untuk jadi calon dan dipilih, itu sangat sumir karena kita memilih pemimpin yang kuantitatif, bukan kualitatif," kata Emrus saat dihuhungi Tribunnews, Rabu (26/5).
Emrus pun mengatakan, Puan tidak hanya sosok terbaik yang dimiliki Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), namun juga bangsa Indonesia. Sebab, rekam jejaknya sangat diperhitungkan untuk maju sebagai calon presiden.
Terlebih, kata Ermus, Puan memiliki pengalaman dalam menjabat sebagai Menko PMK. Karena, Kementerian tersebut tak memiliki masalah.
"Kemudian kementerian yang jadi koordinator beliau seperti mensos, menkes dan sebagainya enggak ada masalah selama kepemimpinan dia," jelas Emrus.
Baca juga: Ganjar Pranowo Serahkan Konfliknya dengan PDIP pada Megawati: Tugas Saya Hanya Satu, Bekerja
Disudutkan
Sementara itu, pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bakal semakin disudutkan oleh partai politiknya, PDI Perjuangan.
Jamiluddin merujuk kepada kisruh antara internal PDIP dengan Ganjar. Ganjar dinilai terlalu ambisius untuk maju sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024.
"Kisruh di PDIP, khususnya antara Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP Bambang Wuryanto dengan Ganjar Pranowo, tampaknya kian memanas. Bambang Wuryanto terlihat makin menyudutkan Ganjar Pranowo," ujar Jamiluddin, kepada wartawan, Rabu (26/5).
Menurut pengamatan Jamiluddin, Bambang Wuryanto berani melakukan tindakan itu tampaknya bukan atas inisiatif sendiri. Dia melihat ada indikasi, serangan tajam Bambang Wuryanto atas restu Puan Maharani.
Menurutnya, hal itu terlihat dengan adanya sindiran Puan terhadap Ganjar saat acara di Semarang. Puan bilang pemimpin itu harus di lapangan, bukan di medsos.
"Puan Maharani juga berani melakukan itu tampaknya sudah ada restu dari ibunya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Tanpa restu Mega, tampaknya Puan tidak senekad itu," jelasnya.