TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Benny K Harman angkat bicara mengenai 51 dari 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tak lolos asesmen Tes Wawasan kebangsaan (TWK) bakal dipecat.
Menurut Benny, imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait polemik 75 pegawai hanya basa basi.
"Saya rasa imbauan Presiden soal 75 pegawai KPK yang gagal TWK itu hanya basa-basi, lip service," kata Benny kepada wartawan, Kamis (27/5/2021).
Baca juga: Hari Ini Komnas HAM Terima Dokumen Tambahan Soal Aduan 75 Pegawai KPK dari Tim Kuasa Hukum
Benny menilai, Presiden Jokowi harus menunjukkan komitmen terhadap pemberantasan korupsi dan penguatan KPK.
Menurutnya, presiden harus menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (perppu) untuk mengakhiri polemik tersebut.
"Presiden harus menerbitkan Perppu untuk mengubah pasal Undang-Undang yeng menjadi dasar juridis Ketua KPK memecat 51 pegawainya," ucapnya.
Lebih lanjut, saat ini publik tunggu langkah tegas Ketua KPK untuk segera memeriksa, atau jika perlu langsung menahan sejumlah tokoh yang jelas-jelas sudah ketahuan terlibat dalam sejumlah kasus korupsi.
Menurutnya hal itu penting untuk menepis tuduhan tanpa 51 orang itu, KPK menjadi lumpuh.
Baca juga: BKN Ungkap Alasan Pemberhentian 51 Pegawai KPK, Begini Tanggapan Novel Baswedan soal Pemecatan
Sebab, Benny menilai kini rakyat curiga, presiden maupun Ketua KPK diduga kuat berada dalam satu kaki dalam upaya pelemahan KPK.
"Kita menunggu langkah presiden dan langkah Ketua KPK selanjutnya untuk membuktikan dugaan itu tidak benar. Saya berharap dugaan itu tidak benar. Mari kita tetap dukung KPK tegar dalam berantas korupsi," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 51 dari 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tak lolos asesmen Tes Wawasan kebangsaan (TWK) bakal dipecat.
Keputusan itu diambil dalam rapat yang digelar lima pimpinan KPK bersama Kementerian PAN RB, dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) di kantor BKN RI, Jakarta Timur, Selasa (25/5/2021) hari ini.
Namun, pimpinan KPK maupun BKN masih menutup rapat nama-nama para pegawai lembaga antirasuah yang tak lolos alih status jadi Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut.
"Jadi untuk nama-nama sementara tidak kami sebutkan dulu. Baik yang masih 24 orang yang masih bisa dilakukan pembinaan, maupun 51 dinyatakan asesor tidak bisa dilakukan pembinaan," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam jumpa pers.
Baca juga: 51 Pegawai Dipecat karena Tak Lulus TWK, Presiden Dinilai Perlu Panggil KPK hingga KemenPANRB