TRIBUNNEWS.COM - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon memberikan tanggapan terkait pelantikan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), yang digelar bertepatan pada Hari Lahir Pancasila.
Seperti diketahui, pelantikan 1.271 pegawai itu diadakan di Gedung Juang KPK, Selasa (1/6/2021).
Pada akun Twitter-nya, @Fadlizon, politikus Partai Gerindra ini menulis sebuah utas mengenai Pancasila, Rabu (2/6/2021).
Dalam beberapa cuitannya, ada tulisan Fadli Zon yang menyoroti pelantikan pegawai KPK tersebut.
Tak hanya soal waktu pelantikan yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, ia juga menyinggung polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Baca juga: KPK Dakwa Ferdy Yuman Rintangi Penyidikan Eks Sekretaris MA Nurhadi dan Menantu
"Kita menyaksikan polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) terhadap calon ASN (Aparatur Sipil Negara) KPK berminggu-minggu dan belum usai hingga kini. #HariLahirPancasila," tulis Fadli Zon.
Fadli Zon berharap TWK tak menjadi alat ukur kebangsaan seseorang, baik untuk calon ASN maupun profesi lainnya.
"Pelantikan ASN KPK dipilih hari simbolik, yaitu 1 Juni 2021, hari Pancasila."
"Ada apa dengan wawasan kebangsaan kita? Jangan sampai TWK jadi alat tunggal pengukur kadar “kebangsaan” dan “Pancasilais” seseorang, calon ASN atau siapapun dalam profesi apapun," ujarnya.
Ia menilai sejumlah pertanyaan di TWK malah menganggu ikatan kebangsaan.
Baca juga: Firli Bahuri Dkk Tak Bakal Cabut SK Penonaktifan 75 Pegawai KPK
Melihat pegawai KPK yang tak lolos TWK adalah orang-orang punya rekam jejak yang baik dalam memberantas korupsi.
Sejumlah pertanyaan di tengah masyarakat pun muncul, apakah pegawai KPK yang berintegritas dinilai berlawanan dengan Pancasila.
"Dalam kasus ASN KPK, kita pantas bertanya-tanya: apakah “integritas” dan “kompetensi” bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila?."
"Mereka yang gugur dalam TWK adalah orang-orang yang dikenal punya rekam jejak baik pada institusi yang sama," lanjut anggota DPR RI itu.
Baca juga: Fahri Hamzah: Jika Pengkritik KPK Tambah Banyak, Pemberantasan Korupsi Tambah Baik
Pancasila, lanjut Fadli Zon, tak mungkin berlawanan dengan integritas.
Menurutnya, Pancasila kini malah dijadikan alat politik untuk membungkam sikap kritis seseorang.
"Sehingga, penjelasan atas peristiwa tadi hanya satu, bahwa Pancasila kini telah dijadikan alat politik untuk mengubur sikap kritis demi menjaga kepentingan kekuasaan atau oligarki," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengungkapkan alasan pelantikan pegawai KPK menjadi ASN jatuh pada tanggal 1 Juni 2021.
Ghufron mengatakan, pimpinan KPK memilih pelantikan bertepatan dengan hari lahir Pancasila itu sebagai simbol bahwa pegawai KPK adalah seorang Pancasilais.
"Untuk memperingati dan menghormati Hari Lahir Pancasila, sehingga secara simbolik untuk menyatakan bahwa pegawai KPK Pancasilais,” kata Ghufron, dikutip dari Kompas.com, Minggu (30/5/2021).
Pelantikan tersebut merupakan buntut dari polemik 75 pegawai KPK yang tak lolos TWK.
Dalam perkembangannya, dari 75 pegawai tersebut, hanya ada 24 orang yang selamat untuk diloloskan.
Sementara, 51 pegawai lainnya akan diberhentikan.
Baca berita lain seputar Seleksi Kepegawaian di KPK
(Tribunnews.com/Shella Latifa)(Kompas.com/Irfan Kamil)