TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beredar rekaman yang disebut-sebut suara Ketua Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDIP, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul.
Dalam rekaman berdurasi 3 menit 46 detik itu, Bambang Pacul mengungkap skenario soal Pilpres 2024, dia mengibaratkan seperti teh botol Sosro, siapapun calon presiden yang diusung PDIP nantinya, maka calon wakil presidennya adalah Puan Maharani.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Kehormatan Partai Komarudin Watubun mengatakan, pernyataan tersebut merupakan pribadi Bambang Pacul, bukan sikap partai.
"Itu kan pernyataan (pribadi) Bambang, bukan pernyataan partai toh. Harus dibedakan pernyataan PDI Perjuangan sebagai pribadi dan sebagai partai," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/6/2021).
Baca juga: Ditanya Duet Mega-Prabowo di Pilpres 2024, Politisi PDIP Ini Ingin Puan yang Jadi Presiden
Komaruddin menegaskan bahwa yang terjadi di PDIP adalah dinamika biasa, bukan merupakan konflik.
Namun, PDIP memiliki dinamika berbeda dengan partai lain, di mana ketua umum memiliki hak prerogatif.
"Hak prerogatifnya ketua umum memutuskan tanpa memperdulikan hal-hal lain, itu kewenangan khusus, pasukan siap mengamankan," pungkasnya.
Sebelumnya, beredar rekaman yang disebut merupakan suara Bambang Pacul.
Dalam rekaman itu, orang yang diduga Bambang Pacul mengibaratkan Puan Maharani seperti teh botol sosro.
Berikut transkrip rekaman yang beredar:
"Teh Botol Sosro, apapun makanannya, Puan Maharani wakilnya. Siapapun calon presidennya, wakile (wakilnya) PM.
Lha kita punya partai sendiri kok. Punya golden ticket, nyalon dewe iso kok (nyalon sendiri bisa) kok. Kene njaluk (kita minta) wakil ... (tdk jelas)
Tapi kalau kita ingin menurunkan pada level wapres, kiro-kiro sing didadekne (kira-kira yang dijadikan) presiden seko (dari) PDIP seneng ora? (senang nggak?) Seneng ora? happy-happy no Pak.
Teorine sopo (teorinya siapa)? Koyo ngono ko dikekne wong liyo (kayak gitu kok dikasih orang lain).
Sampeyan punya perusahaan? ... (tdk jelas)
Lha kalau belum ada yang lain-lain, ya dia (Ganjar) sendiri yang mau meluncur ke atas to Pak.
Yang lain blm ada cerita. Puan Maharani cerita apa wong crito ora oleh (tidak boleh)? Tetap wae (tetap saja) surveine (surveinya) rendah.
Pokoke rumuse (rumusnya) Puan Maharani Teh Botol Sosro. Apapun makanannya, minumnya teh botol sosro. Siapapun calon presidennya, wakile PM
Masuk akal ra? (Masuk akal tidak?)
Apakah presidene Ganjar wakile Puan? Ya ga bener.
Dalam soal capres, DPD PDI Perjuangan tidak sejalan dengan kekarepane (keinginan) Ganjar.
DPD PDI Perjuangan Jateng tidak sejalan dengan kemauan Ganjar dalam hal pencalonan presiden
Apa yg diinginkan? DPD PDIP menunggu titah ketua umum
Kita sudah mempersiapkan, krn apa sejak ngomong sama ketua umum, saya jelaskan kok.
Aku ngimpine (aku mimpinya) Ganjar sing arep tak kei (yang akan diberi) rekomendasi. Mohon izin bu saya mengundurkan diri.
Wani (berani) ... (tdk jelas). Ngko nek Ganjar dikei (nanti kalau Ganjar diberikan) rekomendasi. Kemungkinan iki ono ora (Kemungkinan ini ada tidak)? Ya ada, tp 0,00 persen.
Sih ono (selama masih ada) Mbak Puan ra iso no (tidak bisa dong), teorine sopo (teori siapa)?
Ya dulu pak Jokowi bisa. Lha Mbak Puan sih indil-indil (imut-imut) kok.
Saiki ora iso (kalau sekarang tidak bisa). Semua lorong kekuasaan Istana tahu, semua lorong di Senayan tahu, kurang opo (kurang apa)?
Kekuasaan republik itu hanya ada di dua titik, Senayan dan Istana
Mbak Puan pernah bergerak di dua lorong itu kok, pengalamane wis duwe (sudah punya) ..(tdk jelas) wis kenal kabeh (sdh kenal semua), lebih gampang.
Nanti kalau saya menegur, dia (Ganjar) marah. "Memang kamu siapa Cul negur-negur aku? Sing iso negur aku ki Bu Mega." Kan ngono cocote dekke (Kan begitu mulutnya dia/Ganjar).
DPD dan Ganjar beda pendapat. Ben sing biji (biar yang menilai) ketua umum.
Nek aku dikei (kalau saya diberi) kewenangan yo tak (ya akan) tarung, tarung. Aku ra peduli (nggak peduli)
Ning tak kei reti sampeyan semua (tapi saya beritahu kalian semua). Kalau rekom ke Ganjar, Bambang Pacul mengundurkan diri dari jabatannya.
Satrio (ksatria) pak. Ora sudi aku didadekne (tidak sudi aku jadi) wong edan (orang gila)."