TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bung Karno dikenal sebagai bapak Proklamator, The Founding Father of Indonesia, Singa Podium, orator ulung ataupun seorang intelektual yang revolusioner.
Namun, ada sisi lain dari Bung Karno yang masih jarang di tilik oleh banyak orang.
Sisi lain itu yaitu seni, khususnya dalam berpakaian yang mengiringi kiprahnya dalam memimpin Indonesia.
Baca juga: Ini Alasan Universitas Pertahanan Berikan Megawati Soekarnoputri Gelar Profesor Kehormatan
Bung Karno memiliki ciri khas tersendiri dalam tampil di depan publik.
Bung Karno biasa memakai setelan jas dengan tanda kepangkatan simbol militer dan peci hitam.
Ya, selama menjadi presiden, ada atribut busana unik yang dikenakan Bung Karno, yakni peci hitam.
Peci hitam yang selalu dipakai Bung Karno memiliki filosofi tersendiri.
Baca juga: Diplomasi Patung Soekarno, Cara Prabowo Menanam Simpati ke Megawati
Yang menjadi alasan pemilihan peci sebagai ‘teman outfit’ Bung Karno tak lain karena peci merupakan simbol dari rakyat kecil pada saat itu.
Peci adalah tutup kepala yang sering dipakai oleh rakyat pribumi, bukan oleh raja, petinggi ataupun bangsawan pada saat itu.
Pembahasan soal peci sebagai sisi humanis Bung Karno diangkat dalam Episode 8 Bung Karno Series Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan bersama Dr. Abdul Gaffar Karim (Dosen Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan UGM) dipandu oleh host Kirana Larasati, Selasa (8/6/2021).
“Bung Karno pernah menceritakan di dalam otobiografinya bahwa beliau memilih memakai peci hitam karena peci merupakan tutup kepala yang biasa dipakai oleh rakyat kecil,” kata Gaffar.
Selain itu, makna psikologis peci adalah simbol perlawanan kepada penjajahan kolonialis dan imperialis pada masa itu.
Ada pula makna sosiologis bahwa Bung Karno seorang pemimpin revolusi yang benar-benar merakyat serta tulus untuk perjuangan rakyat Indonesia, simbol untuk mempersatukan rakyat melawan penjajah, serta menggambarkan tidak ada kesenjangan antara pemimpin revolusi dan rakyatnya.
“Itu merupakan simbol perlawanan kepada penjajahan, kepada imperialisme dan peci hitam merupakan simbol paling tepat menggambarkan untuk waktunya rakyat berada di atas,” lanjut Gaffar