News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Keinginan Jokowi Kembangkan Industri Hijau Disambut Pengusaha

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat peresmian pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas).

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbang) Tahun 2021, Mei kemarin, Jokowi menekankan pentingnya pembangunan industri hijau (green industry) ramah lingkungan.

Bahkan, energi listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kawasan industri hijau tersebut juga berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

"Transformasi energi baru dan terbarukan harus dimulai. Green economy, green technology, dan green product harus diperkuat agar bisa bersaing di pasar global. Dan, kita sudah merencanakan pembangunan green industrial park, kawasan industri hijau di Kalimantan Utara,” kata Jokowi.

Kala itu Jokowi berharap, tenaga air (hydro power) yang ada di Sungai Kayan, Kalimantan Utara, dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Sumber energi ini akan menghasilkan energi hijau, energi baru terbarukan.

Keinginan Jokowi tersebut mendapat sambutan positif dari pengusaha. Salah satunya dari PT Kayan Hydro Energy (KHE) yang melaksanakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara.

Direktur Operasional KHE Khaeroni mengatakan pihaknya mendukung dan sejalan dengan upaya pemerintah. Bahkan, KHE telah mengembangkan konsep green energy sejak 2011.

Baca juga: Presiden Jokowi Minta Pengelolaan Arsip Memanfaatkan Kemajuan Teknologi Digital

KHE merupakan inisiator dan pemrakarsa proyek PLTA yang terdiri atas lima Cascade di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

"Sejak sepuluh tahun silam, kami sudah memulai apa yang diutarakan Presiden Jokowi. Studi teknis, sosial, ekonomi, budaya, serta sosialiasi dan proses perizinan untuk pembangunan PLTA sudah selesai," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Rabu, (9/6/2021).

Bahkan, lanjut Khaeroni, KHE sudah mendapat peringkat 5A3 dari Dun & Bradstreet.

Sejak 2019 KHE sudah melakukan pekerjaan pra-konstruksi dan tahun ini KHE telah menyiapkan kegiatan awal infrastruktur penunjang konstruksi untuk pembangunan PLTA Kayan Cascade yang berpotensi menghasilkan daya listrik sebesar 9.000 megawatt.

Baca juga: Nadiem Ungkap Pesan Jokowi Soal Keberanian Menggelar PTM Terbatas

Menurutnya, yang sudah dilakukan KHE antara lain pekerjaan pembuatan jalan dari jalan pemerintah daerah menuju ke lokasi fasilitas umum sepanjang 4,2 kilometer.

Selain itu, proyek dan pembuatan jalan dari fasilitas umum menuju PLTA Kayan Cascade sejauh 7 kilometer.

KHE juga telah melakukan pengiriman peralatan proyek, pembangunan gudang penyimpanan bahan peledak untuk memudahkan pekerjaan. Setelah pembangunan gudang bahan peledak selesai, KHE berencana untuk segera melakukan pekerjaan peledakan pembuatan jalan menuju lokasi bendungan. Kegiatan ini dilakukan di luar wilayah hutan.

"Karena Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) sedang menunggu penetapan oleh instansi terkait. Kewajiban dan proses kelengkapannya sudah terpenuhi dan secara prinsip sudah disetujui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tetapi masih menunggu penetapan,” tegas Khaeroni.

Nilai investasi KHE untuk PLTA ini mencapai 17,8 miliar dollar AS, dengan lebih dari Rp 2 triliun dana sudah digelontorkan oleh KHE. Angka ini belum termasuk pembiayaan infrastruktur dan pengembangan industri.

Baca juga: Jokowi: LRT Jabodebek akan Uji Coba April 2022

KHE juga telah menandatangani kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) dengan Sinohydro Corporation Limited, salah satu pengembang terbesar PLTA di dunia, pada 31 Oktober 2018 silam.

“Target PLTA Kayan masih sesuai perencanaan awal, yaitu konstruksi selesai pada tahun 2024 dan tahap commercial operation date (COD) pada tahun 2025 mendatang,” tambah Khaeroni.

"Kami berharap proyek pembangunan PLTA ini berjalan optimal sehingga nantinya sumber daya listrik yang besar ini dapat terintegrasi dengan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini