News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Alutsista TNI

Belanja Alutsista 25 Tahun Rp 1.700 T, Ekonom: Sumber Ekonomi Perlu Dijaga

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dentuman tembakan kendaraan lapis baja milik Batalyon Kavaleri (Yonkav)-8 menggema di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur), Baturaja, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (14/11/2020) saat latihan menembak Tank Leopard pada Latihan Antar Kecabangan (Lat Ancab) Satgasrat Brigif R-9/DY Kostrad. Tembakan ini merupakan bagian dari tahapan dinamika pertahanan, dimana Alutsista dari seluruh kecabangan diuji kesiapan tempurnya, terutama kemampuan tembakan dan daya hancurnya terhadap sasaran, kata Danyonkav-8 Mayor Kav Suharto. TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ekonom Piter Abdullah mendukung langkah Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang berencana memodernisasi alat peralatan pertahanan dan keamanan (Alpalhankam).

Modernisasi Alpalhankam itu, dengan jangka waktu selama 25 tahun hingga 2044 yang disebut-sebut sebesar Rp 1.700 triliun.

Baginya, nilai tersebut rasional.

Menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia itu, usulan anggaran sekitar 1.700 triliun tersebut seharusnya dilihat lebih teliti sebelum dikritisi.

Apalagi, rencana belanja ini bukan untuk setahun.

Baca juga: Menhan Prabowo Subianto Bertemu Connie Bakrie, Diduga Membahas Soal Alutsista

"Kalau untuk 20 tahun artinya, kan, anggarannya hanya Rp80 triliunan setahun," ucapnya saat dihubungi, Selasa (15/6/2021).

Piter menerangkan harga Alpalhankam memang tidak ada yang murah. Wajar menurutnya lantaran untuk pertahanan suatu negara.

"Kita ini memang sering tidak konsisten, pengin negara kuat, tapi begitu pemerintah menganggarkan pembelian alpalhankam kita protes," ucapnya.

Baca juga: Menhan Prabowo Subianto Bertemu Connie Bakrie, Diduga Membahas Soal Alutsista

Ia mencontohkan dengan respons masyarakat yang secara swadaya berdonasi untuk membeli alpalhankam untuk mengganti KRI Nanggala-402 yang tenggalam.

"Ketika kapal selam kita tenggelam, kita bahkan ramai-ramai urunan mau bantu beli kapal selam baru. Ternyata harganya tidak mungkin dibeli dengan urunan," terangnya.

Selain itu, kata Piter, mestinya usulan tersebut dilihat secara rasional dan dikomparasi dengan beberapa faktor lain.

"Dengan total anggaran, dibandingkan dengan luas wilayah, dibandingkan dengan anggaran militer negara lain," sambungnya.

Ia mengingatkan, pertahanan dan keamanan negara menjadi kewajiban pemerintah, dan sudah seharusnya pemerintah merencanakan pembelian Alpalhankam untuk memperkuat pertahanan keamanan, termasuk di dalamnya adalah kedaulatan ekonomi.

Baca juga: Anggota Komisi I DPR RI Dukung Modernisasi Alutsista Selama Asalkan Rasional

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini